
Harga Bitcoin kembali mencatatkan level enam digit dalam perdagangan di Kamis (8/5). Ia akhirnya sukses menembus angka psikologis terbaru hingga mencapai US$101.000.
Dilansir dari Coindesk, Jumat (9/5), Mata uang kripto terbesar tersebut mengalami lonjakan harga usai terjadinya kesepakatan dagang antara Inggris dan Amerika Serikat (AS).
Baca Juga: Miliarder Tim Draper Dukung Penggunaan Bitcoin, Yakin Harganya Bisa Capai US$250.000 di 2025
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dikabarkan memutuskan untuk menurunkan tarif mobil, baja dan alumunium untuk Inggris. Namun ia tetap menerapkan tarif dasar sebesar 10% kepada negara tersebut.
Adapun Inggris juga sebagai gantinya akan membuka pasarnya untuk sejumlah produk-produk makanan dari Negeri Paman Sam.
Di sisi lain, kenaikan harga bitcoin juga ditopang oleh lonjakan arus masuk ke Bitcoin Exchange-Traded Funds (ETF). Analis Standard Chartered, Geoff Kendrick mengatakan lonjakan arus masuk turut mendorong harga dari bitcoin.
“Narasi utama untuk bitcoin telah berubah lagi. Sekarang semuanya tentang aliran dana. Dan aliran dana datang dari berbagai bentuk,” kata Kendrick.
Kendrick juga mengamati lonjakan arus masuk dibarengi aktivitas basis trade yang tidak meningkat signifikan dalam gelombang arus masuk terbaru ini.
“Ini menunjukkan bahwa uang nyata memang mengalir masuk ke ETF, bukan hanya arbitrase teknikal,” jelasnya.
Baca Juga: Bhutan Hadirkan Layanan Pembayaran Kripto, Shopping Tinggal Bayar Pakai Bitcoin Cs
Reli ini menjadi kelanjutan dari tren meningkatnya adopsi institusional dan investor ritel terhadap bitcoin, terlebih dengan latar belakang ketidakpastian ekonomi global dan meningkatnya ekspektasi bahwa aset kripto dapat menjadi lindung nilai terhadap pelemahan dolar serta gejolak geopolitik.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement