Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga Emas Terombang-ambing, Investor Mulai Keluar dari Safe Heaven

Harga Emas Terombang-ambing, Investor Mulai Keluar dari Safe Heaven Kredit Foto: Antara/Makna Zaezar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Harga emas global menutup pekan dengan pelemahan tipis setelah sempat menyentuh level tertinggi dua minggu di posisi US$3.357,63 per ons pada Selasa (6/5/2025). Menjelang akhir pekan, logam mulia itu terkoreksi 0,3 persen dan bertengger di level US$3.211 per ons.

Analis Dupoin Futures Indonesia, Andy Nugraha, menyatakan bahwa pasar emas kini berada dalam zona abu-abu, terombang-ambing antara sentimen safe haven dan tekanan dari data ekonomi yang mulai pulih. Ia menyebut kondisi pasar saat ini sarat ketidakpastian.

“Pasar emas sedang berada di zona abu-abu. Ada dorongan dari ketidakpastian global, tapi juga tekanan dari data ekonomi yang mulai menunjukkan kekuatan,” ujar Andy, dalam keterangan tertulis yang diterima Minggu (11/5/2025). 

Baca Juga: Usai Ambruk, Harga Emas Antam pada 10 Mei 2025 Naik Tipis Jadi Rp1.928.000 per Gram

Di satu sisi, ketegangan geopolitik antara India dan Pakistan serta belum jelasnya arah negosiasi dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok memicu permintaan aset lindung nilai. Namun, penguatan dolar AS usai rilis data tenaga kerja yang lebih baik dari perkiraan membatasi pergerakan harga emas lebih lanjut.

Andy menjelaskan bahwa dari sisi teknikal, tren bullish emas mulai menunjukkan tanda pelemahan. Kombinasi analisis candlestick dan indikator Moving Average mengindikasikan momentum menurun. Meski peluang rebound masih terbuka, arah jangka pendek emas sepenuhnya bergantung pada katalis eksternal.

Baca Juga: Harga Emas Tertekan, De-eskalasi Perang Dagang Jadi Sorotan Investor

Ia memperkirakan, jika harga mampu bertahan dan didukung oleh data ekonomi yang lemah atau eskalasi geopolitik, emas berpotensi menguji level resistance kuat di US$3.500 per ons. Namun, jika tekanan jual berlanjut dan harga menembus level support penting di US$3.182, maka koreksi dapat berlanjut hingga ke area US$3.074.

Lebih lanjut, Andy menilai pekan depan akan kembali menantang bagi investor emas. Perhatian pasar akan tertuju pada perkembangan negosiasi dagang AS-Tiongkok, data inflasi dan tingkat pengangguran AS, serta potensi eskalasi konflik di Asia Selatan.

“Reaksi pasar sangat tergantung pada data dan headline. Jika ada kejutan negatif, emas bisa langsung reli. Tapi jika data ekonomi terus menunjukkan perbaikan, investor akan mulai keluar dari safe haven,” ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: