Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

INDEF Desak Investigasi Transparan Atas Kasus Pemalakan oleh Oknum Kadin Cilegon

INDEF Desak Investigasi Transparan Atas Kasus Pemalakan oleh Oknum Kadin Cilegon Kredit Foto: Imamatul Silfia
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Didik J. Rachbini, menyampaikan kritik keras terhadap dugaan pemalakan oleh oknum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Cilegon terhadap PT Chengda, yang tengah mengerjakan proyek strategis di wilayah tersebut.

Didik menegaskan bahwa tindakan semacam ini dapat menurunkan kepercayaan investor terhadap Indonesia. Ia mendesak agar kasus ini segera dihentikan dan diinvestigasi secara menyeluruh demi menjaga iklim investasi nasional.

“Kasus seperti ini sangat merugikan citra iklim investasi Indonesia. Investor sangat sensitif terhadap ketidakpastian hukum dan praktik-praktik non-prosedural,” ujarnya, Kamis (15/5/2025).

Baca Juga: Kadin Cilegon Palak Jatah Proyek Rp5 Triliun Tanpa Tender, Satgas Antipremanisme Harus Turun Tangan

Ia menyebut permintaan proyek tanpa mekanisme tender yang dilakukan oleh oknum yang mengatasnamakan organisasi resmi seperti KADIN sebagai bentuk tekanan yang tidak sehat. Menurutnya, praktik tersebut akan meningkatkan transaction cost dan melanggengkan ekonomi biaya tinggi di daerah.

Lebih lanjut, Didik menyoroti bahwa fenomena serupa masih kerap ditemui di berbagai daerah. Pelaku usaha sering kali dipaksa menghadapi tekanan informal dari pihak-pihak yang meminta bagian proyek tanpa prosedur resmi atau kompetitif.

Baca Juga: Kadin Cilegon Palak Chandra Asri, Anindya Bakrie Bakal Sikat Aksi Premanisme Perusak Iklim Investasi

“Hal ini menciptakan persepsi adanya hidden cost dalam menjalankan usaha, yang pada akhirnya bisa menurunkan peringkat daya saing Indonesia dan memengaruhi minat investor,” ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa praktik semacam ini sangat bertolak belakang dengan upaya pemerintah dalam mendorong investasi melalui insentif fiskal dan reformasi struktural. Governance dan transparansi, kata Didik, kini menjadi perhatian utama bagi investor global.

“Dalam dunia global yang kompetitif, tata kelola dan transparansi adalah pertimbangan utama selain insentif fiskal. Jika ini tidak dibenahi, target investasi bisa sulit tercapai,” tuturnya.

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: