Kredit Foto: Kliring Berjangka Indonesia
Pasar global kembali memerah setelah kekhawatiran atas naiknya tensi konflik tarif dagang dari Amerika Serikat (AS) dan China. Hal tersebut menekan aset berisiko termasuk kripto dan saham.
Dilansir dari CoinMarketCap, Sabtu (31/5), Harga Bitcoin (BTC) turun pada sesi perdagangan terakhir dan bergerak dalam kisaran US$104.000. Namun aset kripto tersebut sempat menyentuh level terendah sesi di US$103.900. Penurunan ini terjadi seiring pasar merespons meningkatnya ketegangan dagang antara dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia.
Baca Juga: Bitcoin Cs Jadi Sorotan, Bank Sentral Rusia Izinkan Derivatif Terkait Kripto
Penurunan ini tidak hanya terjadi dalam pasar kripto, pasar saham juga turut terkoreksi. Sementara harga emas melemah 0,7%, mencerminkan meningkatnya kekhawatiran investor.
Pemicu kekhawatiran tersebut berasal dari pernyataan dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. China menurutnya telah melanggar kesepakatan gencatan tarif yang dicapai awal bulan ini. Adapun Menteri Keuangan Amerika Serikat, Scott Bessent mengonfirmasi bahwa pembicaraan dagang dengan negara tersebut kembali menemui jalan buntu.
China membalas hal tersebut dengan mendesak rivalnya untuk segera memperbaiki tindakan mereka dan menghentikan kebijakan pembatasan yang dinilai diskriminatif.
Baca Juga: Harga Naik Gegara Hype, Bitcoin Dinilai Masih Tak Lebih dari Skema Ponzi
Sebelumnya, Washington dan Beijing meredakan ketegangan pasar dengan mencapai kesepakatan dan mendorong reli pasar dan membantu kenaikan harga dari Bitcoin. Namun, ketegangan terbaru ini dikhawatirkan akan menghapus sebagian dari pencapaian tersebut dan meningkatkan volatilitas di pasar keuangan global.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement