Kredit Foto: Biro Humas Kemendag
Di Indonesia, perempuan memiliki kebebasan untuk mengakses pasar tenaga kerja. Namun, representasi mereka dalam posisi manajerial masih di angka 31,7 persen. Angka ini masih memiliki potensi signifikan untuk ditingkatkan di masa mendatang.
Wamendag Roro berujar, sebagian besar advokasinya berakar pada pemberian ruang bagi perempuan, terutama perempuan muda, di ruang yang membentuk kebijakan perdagangan dan ekonomi. Dibutuhkan kepemimpinan yang mencerminkan masyarakat dan itu berarti mendobrak bias yang menghambat perempuan.
"Di Kementerian Perdagangan, kami berupaya mendorong partisipasi perempuan yang lebih besar dalam perumusan kebijakan publik. Misalnya, dengan memberikan akses yang luas dan setara pada posisi kepemimpinan senior di tingkat Eselon 1 dan Eselon 2 tanpa mengorbankan prinsip meritokrasi dan kualitas kinerja," urai Wamendag Roro.
Indonesia juga mendorong keterwakilan perempuan di parlemen. Untuk periode 2024–2029, Indonesia telah mencapai jumlah anggota DPR perempuan tertinggi sejak era reformasi Indonesia, dengan 127 anggota perempuan. Semangat untuk memperluas partisipasi politik perempuan ini akan terus berlanjut hingga ke tingkat daerah. Sebagai pejabat publik perempuan, Wamendag Roro berkomitmen untuk memberikan kinerja terbaik dan mengadvokasi kesempatan yang lebih luas bagi perempuan dalam politik.
Sesi Global Power Hour mempertemukan para pemimpin perintis dari seluruh ASEAN dan Teluk untuk mengeksplorasi bagaimana perempuan memelopori perubahan transformatif di seluruh benua, seperti mendorong pertumbuhan inklusif, inovasi berkelanjutan, dan kolaborasi geopolitik. Diskusi ini membahas kepemimpinan kebijakan tingkat makro dan inisiatif tingkat mikro yang memberdayakan perempuan di negara-negara ekonomi berkembang.
Hadir dalam sesi tersebut Menteri Perdagangan Kamboja Cham Nimul dan CEO UOB Malaysia Ng Wei Wei. Bertindak sebagai moderator yaitu Menteri Investasi, Perdagangan, dan Perindustrian Malaysia Tengku Zafrul Aziz.
Adapun AWES 2025 merupakan platform regional utama yang didedikasikan untuk memajukan kepemimpinan perempuan, pemberdayaan ekonomi, dan pembangunan berkelanjutan di seluruh ASEAN. Pertemuan puncak ini berlangsung pada 24-25 Mei 2025 di Kuala Lumpur dan diselenggarakan Women Leadership Foundation (WLF) bersama Kementerian Investasi, Perdagangan, dan Industri Malaysia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement