Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perjalanan Inovasi Jam Seiko, Pelopor Teknologi Quartz dari Toko Kecil di Tokyo

Perjalanan Inovasi Jam Seiko, Pelopor Teknologi Quartz dari Toko Kecil di Tokyo Kredit Foto: Unsplash/Peter Gombos
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dalam dunia horologi, nama Seiko adalah legenda. Sebagai pionir jam tangan di Jepang dan pelopor teknologi quartz pertama di dunia, Seiko terus melakukan evolusi teknologi selama lebih dari satu abad. 

Di balik kesuksesan Seiko, berdiri sosok inspiratif bernama Kintaro Hattori, sang pendiri yang memulai semuanya dari toko kecil di Tokyo.

Kintaro Hattori lahir di Kyobashi, Jepang, pada 21 November 1860. Sejak muda, ia sudah menunjukkan ketertarikan pada jam saku yang kala itu banyak digunakan, meskipun Jepang sendiri belum memproduksi jam tangan. 

Di usia 13 tahun, Kintaro belajar langsung dari para pedagang jam ternama dan sempat magang di toko Kamaeda yang menjual dan memperbaiki jam.

Pada tahun 1881, di usia 21, Kintaro mendirikan K. Hattori, toko jam pertamanya di distrik Kyobashi, Tokyo. Toko ini menjadi cikal bakal kejayaan Seiko. Ia kemudian menggandeng insinyur Tsuruhiko Yoshikawa dan mendirikan pabrik jam bernama Seikosha pada 1892. Nama ini berarti “Rumah Presisi” dalam bahasa Jepang.

Produksi awal Seikosha adalah jam dinding berkualitas tinggi. Inovasi berikutnya adalah peluncuran jam saku pertama Jepang pada tahun 1895 dengan nama Timekeeper. Meskipun mesinnya masih diimpor dari Swiss, ini menjadi langkah penting menuju produksi jam tangan buatan dalam negeri.

Pada tahun 1913, Seikosha mencatat sejarah dengan merilis Laurel, jam tangan pertama buatan Jepang. Namun, karena keterbatasan bahan dan teknologi, produksi jam ini masih lambat yaitu sekitar 50 unit per hari. 

Seiring waktu, Seikosha mampu memproduksi sendiri seluruh komponen jam. Namun, tantangan besar datang pada tahun 1923 ketika Gempa Besar Kanto menghancurkan pabrik Seikosha. Setelah itu, Kintaro Hattori membangun kembali pabrik dan meluncurkan produk jam dengan merek baru, yaitu Seiko yang berarti “sukses” atau “indah”. Nama ini pertama kali dipakai secara resmi pada tahun 1924.

Baca Juga: Perjalanan Amit Saberwal Membangun RedDoorz, dari Pekerja Hotel hingga Sukses Punya Ribuan Jaringan Penginapan

Seiko terus berkembang pasca wafatnya Kintaro pada 1934. Inovasi demi inovasi mengukuhkan posisinya sebagai pemimpin industri jam tangan dunia:

  • 1956: Seiko memperkenalkan Diashock, sistem tahan guncangan untuk meningkatkan presisi jam mekanis.
  • 1960: Lahirnya Grand Seiko, lini premium yang dirancang untuk melampaui standar kronometer global.
  • 1965: Seiko merilis jam tangan penyelam pertama Jepang.
  • 1969: Seiko menciptakan Seiko Quartz Astron, jam tangan quartz pertama di dunia yang memicu revolusi global dan mengubah lanskap industri jam selamanya.
  • 1973–1980-an: Seiko memperluas inovasi ke jam chronograph otomatis, jam digital, bahkan jam dengan teknologi TV dan komputer mini.

Produk jam merek Seiko diperkirakan secara resmi masuk ke Indonesia pada bulan November 1965 ketika kapal pesiar Sakura Maru datang ke Jakarta. Namun, ada juga informasi yang menyebutkan peran penting PT Asia Jaya Indah sebagai distributor utama Seiko. Kakek dari pemilik PT Asia Jaya Indah saat ini, Ali Susanto, disebut sudah mulai menjual jam dinding Seiko dari Jepang di Medan sejak tahun 1967. Kemudian, pada tahun 1971, ia dipinang oleh Seiko Jepang untuk menjadi distributor resmi di Indonesia.

Memasuki abad ke-21, Seiko semakin memperkuat posisinya sebagai inovator dalam industri jam tangan melalui berbagai terobosan teknologi. Seiko mengeluarkan beberapa inovasi, seperti:

  • Spring Drive (1999): Menggabungkan presisi kuarsa dengan mekanisme jam otomatis, menciptakan gerakan detik yang sangat halus.
  • Astron GPS Solar (2012): Jam tangan pertama di dunia yang mampu menyesuaikan waktu secara otomatis berdasarkan sinyal GPS, sekaligus bertenaga surya.

Baca Juga: Titik Balik AQUA dari Tak Laku dan Hampir Bangkrut hingga Sukses Menguasai Pasar AMDK di Indonesia

Seiko kini menawarkan beragam lini produk yang memenuhi berbagai kebutuhan pasar, mulai dari segmen mewah hingga jam tangan fungsional dengan harga terjangkau.

  • Grand Seiko: Simbol kemewahan, presisi tinggi, dan desain elegan.
  • Prospex: Didesain untuk penyelam, petualang, dan atlet.
  • Presage: Perpaduan keindahan tradisional Jepang dan mekanisme otomatis.
  • Seiko 5 Sports: Lini ikonik yang tangguh, terjangkau, dan stylish.
  • King Seiko: Dihidupkan kembali untuk segmen jam dress klasik dengan sentuhan vintage.

Di beberapa tahun terakhir, Seiko tak hanya menjaga warisan, tetapi juga terus berkembang. Tahun 2024 menjadi momen penting dengan perayaan 100 tahun penggunaan nama Seiko. Dalam rangka perayaan ini, Seiko menggelar pameran di berbagai negara termasuk di Indonesia, dengan menghadirkan replika jam pertama berlabel "Seiko".

Seiko juga semakin aktif menyasar generasi muda lewat kolaborasi dengan ikon budaya pop, seperti anime, aktor internasional, hingga duta merek lokal seperti Nathan Tjoe-A-On. Model Seiko 5 Sports terbaru bahkan hadir dalam ukuran yang lebih kecil dan desain yang lebih beragam, menyesuaikan selera pasar modern.

Seiko juga berkomitmen pada keberlanjutan, terutama lewat lini Prospex yang fokus pada pelestarian laut, serta penggunaan material ramah lingkungan dan teknologi hemat energi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: