Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harita Nickel Gelontorkan Rp1,91 Triliun untuk Dividen, Pemegang Saham Kantongi Rp30,33 per Saham

Harita Nickel Gelontorkan Rp1,91 Triliun untuk Dividen, Pemegang Saham Kantongi Rp30,33 per Saham Kredit Foto: Harita Nickel
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel memutuskan untuk membagikan dividen tunai sebesar Rp1,91 triliun dari laba bersih tahun buku 2024. Keputusan ini disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar di Jakarta, Rabu (18/6).

Jumlah dividen tersebut setara Rp30,33 per saham, naik dibandingkan dividen tahun lalu yang sebesar Rp26,71 per saham. Selain itu, perusahaan juga menyetujui alokasi Rp12 miliar atau sekitar 0,19% dari laba bersih sebagai dana cadangan.

Direktur Keuangan Harita Nickel, Suparsin D. Liwan, mengungkapkan bahwa laba bersih perseroan pada 2024 tercatat sebesar Rp6,37 triliun, tumbuh 13,53% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp5,61 triliun. Pertumbuhan ini didukung oleh peningkatan volume produksi dan efisiensi operasional.

Baca Juga: Harita Nickel (NCKL) Bakal Lanjutkan Buyback Saham Tahap II Senilai Rp1 Triliun

“Di kuartal pertama 2025, baik dari sisi laba bruto, EBITDA, maupun laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk, semuanya mencatatkan perbaikan dibandingkan periode sebelumnya,” kata Suparsin dalam Paparan Publik, Minggu (18/5).

Pendapatan kuartal I/2025 tercatat sebesar USD436 juta atau sekitar Rp7,1 triliun, naik dari kuartal IV/2024. Volume penjualan bijih nikel juga meningkat signifikan. Sepanjang Januari–Maret 2025, NCKL menjual 5,49 juta ton bijih nikeljenis saprolit dan limonit.

Baca Juga: Kencangkan Ikat Pinggang, Harita Nickel Raup Cuan Rp1,66 Triliun

Penjualan produk olahan juga menunjukkan kinerja solid. Fasilitas High-Pressure Acid Leach (HPAL) memproduksi dan menjual 30.263 ton nikel dalam bentuk Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) dan nikel sulfat. Sementara itu, fasilitas Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF) menyumbang 43.873 ton nikel dalam bentuk feronikel.

Pertumbuhan operasional ini didukung oleh penyelesaian sejumlah proyek strategis. Fasilitas HPAL milik PT Obi Nickel Cobalt (ONC) telah beroperasi penuh sejak kuartal III/2024. Adapun fasilitas RKEF ketiga milik PT Karunia Permai Sentosa (KPS) mulai beroperasi pada awal 2025, sehingga meningkatkan serapan bahan baku.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Annisa Nurfitri

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: