Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ingin Kejar AI, Apple Rancang Chip Pakai Teknologi Generatif

Ingin Kejar AI, Apple Rancang Chip Pakai Teknologi Generatif Kredit Foto: Unsplash/Hussam Abd
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perusahaan teknologi asal Amerika Serikat, Apple Inc. (AAPL) mempertimbangkan untuk menggunakan kecerdasan buatan (AI) generatif guna mempercepat proses perancangan chip khusus yang digunakan dalam perangkatnya.

Wakil Presiden Senior Teknologi Perangkat Keras Apple, Johny Srouji mengatakan, penggunaan AI diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam desain chip, yang selama ini bergantung pada perangkat lunak dari perusahaan otomasi desain elektronik seperti Cadence dan Synopsys.

“Teknik AI generatif punya potensi besar untuk menyelesaikan lebih banyak pekerjaan desain dalam waktu lebih singkat, dan itu bisa menjadi dorongan besar untuk produktivitas," ujar Johny dikutip Reuters, Kamis (19/6/2025).

Baca Juga: Sahamnya Merosot Tajam Sepanjang 2025, Apple Gagal Tancap Gas di AI?

Johny memastikan bahwa Apple tidak ragu mengambil risiko besar dalam penerapan AI. Pasalnya, perusahaan pernah mengambil risiko besar saat memutuskan transisi penuh dari chip Intel ke Apple Silicon pada Mac tahun 2020, tanpa menyiapkan rencana cadangan.

“Memindahkan Mac ke Apple Silicon adalah taruhan besar bagi kami. Tidak ada rencana cadangan, tidak ada strategi membagi lini produk. Kami benar-benar all-in, termasuk dengan upaya besar-besaran di sisi perangkat lunak,” ujarnya.

Kinerja Saham Apple

Kinerja saham Apple sepanjang tahun 2025 menunjukkan tren negatif yang cukup mencolok. Mengutip laporan India Times, hingga pertengahan Juni, harga saham raksasa teknologi asal Cupertino tersebut tercatat melemah antara 16 persen hingga 20 persen secara year-to-date (YtD).

Penurunan ini mencerminkan kekhawatiran pasar terhadap arah inovasi dan daya saing Apple, terutama dalam pengembangan kecerdasan buatan (AI) yang kini menjadi medan persaingan utama di industri teknologi.

Tekanan terbaru muncul pasca gelaran Worldwide Developers Conference (WWDC) 2025 yang berlangsung pada 9 Juni. Dalam acara tersebut, Apple mengumumkan peluncuran “Apple Intelligence” serta pembaruan besar untuk asisten digital Siri. Namun, alih-alih mendorong optimisme pasar, respons investor justru cenderung negatif.

Harga saham Apple tercatat turun 1,23 persen pada hari yang sama, dari level pembukaan $204,34 menjadi $201,42. Media keuangan Barron’s, dalam ulasannya yang dikutip Rabu (11/6), menyebut peluncuran tersebut belum mampu mengubah persepsi investor.

“Investor berharap Apple bisa mengejar ketertinggalan di bidang AI. Sayangnya, pengumuman kemarin belum cukup kuat untuk mengubah sentimen negatif,” tulis Barron’s.

Baca Juga: Sam Altman Gelontorkan Rp104 Triliun Demi Bunuh iPhone! OpenAI Rekrut Otak di Balik Apple

Pasar menilai langkah Apple dalam mengadopsi teknologi AI masih terlalu hati-hati dibandingkan pesaingnya seperti Microsoft dan Google yang telah lebih agresif dan menuai hasil konkret dari investasi besar mereka di AI generatif.

Penurunan harga saham Apple juga berdampak pada nilai kapitalisasi pasarnya, yang kini berada di kisaran US$3,28 triliun—turun dari posisi puncak di awal tahun. Meski demikian, Apple masih mencatat laba per saham (earnings per share/EPS) sebesar US$6,42 dengan rasio harga terhadap laba (price-to-earnings/P/E) sebesar 33,71.

Namun, tekanan terhadap prospek pertumbuhan dan inovasi Apple dinilai belum mereda, seiring ekspektasi pasar yang terus meningkat terhadap akselerasi pengembangan AI di sektor teknologi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ida Umy Rasyidah
Editor: Djati Waluyo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: