Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Naik Turun Ketegangan Israel-Iran, Investor Soroti Pergerakan Dolar AS

Naik Turun Ketegangan Israel-Iran, Investor Soroti Pergerakan Dolar AS Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dolar Amerika Serikat (AS) naik ke level tertinggi dalam tiga pekan terhadap sejumlah mata uang utama pada Jumat (20/6). Iran baru-baru ini menyatakan kesiapan untuk melanjutkan diskusi terkait konflik yang sedang berlangsung dengan Israel.

Dilansir dari Reuters, Senin (23/6), Indeks Dolar (DXY)  yang mengukur kekuatan greenback terhadap mata uang utama dunia lainnya naik sepanjang pekan ini hingga 0,6%. Terakhir, ia diperdagangkan stabil di 98,70.

Baca Juga: Mary Daly The Fed Sebut Pemangkasan Suku Bunga Lebih Ideal di Musim Gugur

Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi mengungkapkan bahwa pihaknya bersedia mengadakan pertemuan lanjutan dengan Jerman, Prancis, Inggris, dan Uni Eropa. Pernyataan ini mengisyaratkan peluang baru bagi penyelesaian diplomatik atas konflik udara antara Iran dan Israel.

Namun Gubernur The Federal Reserve (The Fed) Chris Waller menekan dolar dengan pernyataannya yang menyatakan bahwa pemangkasan suku bunga dapat dipertimbangkan secepatnya pada Juli.

"Pasar sudah memproyeksikan dua kali pemangkasan suku bunga tahun ini. Pernyataan Waller menunjukkan itu mungkin datang lebih cepat dari yang diperkirakan," kata Analis Senior FX Street, Joseph Trevisani.

Adapun Iran menyatakan tidak akan membahas masa depan program nuklirnya selama masih diserang oleh Israel.

Gedung Putih juga menjadi sorotan usai menyampaikan bahwa pihaknya akan mengambil keputusan dalam dua minggu terkait potensi keterlibatan militer dalam konflik tersebut. Namun mereka diam-diam telah melancarkan serangan terhadap fasilitas nuklir dari Iran.

Baca Juga: BOJ Terjepit Inflasi dan Tarif AS: Kenaikan Suku Bunga Menjadi Dilema

Namun demikian, sentimen pasar masih dibayangi oleh ketegangan dan ancaman perang dagang, terutama menjelang tenggat waktu tarif baru dari AS. Kekhawatiran ini turut menekan sentimen risiko dan membatasi penguatan dolar lebih lanjut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: