Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pertagas: Infrastruktur Midstream Kunci Pemerataan Energi Nasional

Pertagas: Infrastruktur Midstream Kunci Pemerataan Energi Nasional Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Utama PT Pertamina Gas (Pertagas), Gamal Imam Santoso, menegaskan peran penting midstream dalam menjembatani ketimpangan suplai dan permintaan energi lintas wilayah.

Menurutnya, upaya ini dijalankan melalui pendekatan tiga tahap: interkoneksi, integrasi, dan interoperability.

“Kami mengusung pendekatan tiga tahap integrasi: interkoneksi, integrasi, dan interoperability,” ujar Gamal dalam keterangan tertulis yang diterima, Senin (23/6/2025).

Baca Juga: PGN Targetkan 44 Ribu Sambungan Jargas Rumah Tangga di Surabaya hingga 2026

Gamal mengatakan infrastruktur midstream menjadi penghubung utama antara potensi gas bumi di sektor hulu dengan kebutuhan besar sektor hilir. Oleh sebab itu, sinergi lintas sektor diperlukan agar manfaat gas bumi tidak hanya dinikmati oleh kawasan industri mapan, tetapi juga menjangkau pusat pertumbuhan baru.

VP Marketing, Legal & Business Support Husky-CNOOC Madura Limited (HCML), Wahyudin Sunarya, mengatakan bahwa pertumbuhan sektor hulu sangat tergantung pada keberadaan jaringan pipa.

“Tanpa midstream, upstream tidak bisa tumbuh. Penemuan cadangan gas baru sangat bergantung pada kesiapan jaringan pipa. Interkoneksi seperti EJGP–Gresem–Cisem menjadi pintu masuk penting untuk membuka pasar di wilayah-wilayah seperti Jawa Barat yang selama ini sulit dijangkau secara keekonomian,” ujar Wahyudi.

VP HSSE & AI and Partnership Mubadala Energi, Widi Hernowo, menyampaikan potensi besar Blok Andaman di utara Indonesia. Namun, tanpa dukungan pipa transmisi nasional, peluang komersialisasinya disebut sangat kecil.

“Cadangan Andaman sangat besar, namun komersialisasinya sangat bergantung pada keberadaan infrastruktur pipa milik Pertagas agar dapat tersambung dengan pasar domestik secara efisien,” ungkap Widi.

Baca Juga: Akui HGBT Masih Ada Kendala, Menperin Buka Opsi Industri Pasok Gas dari Luar Negeri

Dari sektor hilir, Direktur Operasi PT INALUM, Ivan Ermisyam, menekankan kebutuhan pasokan gas pipa yang stabil dan efisien secara harga untuk menjamin keberlangsungan hilirisasi industri logam.

“Biaya energi merupakan komponen dominan dalam operasional kami. Kami sangat berharap alokasi gas pipa tetap diberikan kepada INALUM agar rencana ekspansi pabrik kami di Kalimantan dapat berjalan dengan efisien dan berdaya saing,” kata Ivan.

Kepala Divisi Operasi, IT, dan Services PT Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Marfan Trihartiko, menyampaikan apresiasi atas pembangunan pipa Cisem yang memperkuat pertumbuhan kawasan industri.

“KITB sangat berterima kasih atas kehadiran pipa Cisem yang dibangun oleh Pemerintah RI. Ini sangat mendukung perkembangan KITB sebagai kawasan industri baru. Ke depan, kami menargetkan Batang menjadi Kota Industri yang membutuhkan pasokan energi yang andal dan berkelanjutan,” ujar Marfan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Djati Waluyo

Advertisement

Bagikan Artikel: