Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Meski Minyaknya Boleh Dibeli China, Gedung Putih Tegaskan Iran Masih Disanksi AS

Meski Minyaknya Boleh Dibeli China, Gedung Putih Tegaskan Iran Masih Disanksi AS Kredit Foto: Djati Waluyo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump baru-baru ini mengumumkan sebuah kejutan untuk China. Negara itu kini diperbolehkan untuk membeli minyak dari Iran. Namun hal ini bukan berarti sanksi telah hilang dari Tehran.

Trump sebelumnya merayu China. Negara itu bisa membeli minyak baik dari Iran dan Amerika Serikat. Ia sendiri ingin melihat negara rivalnya itu membeli minyak dari Negeri Paman Sam.

Baca Juga: Hadapi Potensi Kenaikan Minyak Dunia, Menteri Bahlil Tingkatkan Lifting Lewat Evaluasi KKKS hingga Gunakan EOR

"China sekarang dapat terus membeli minyak dari Iran. Semoga mereka juga membeli banyak dari AS," tulis Trump di Truth Social, dilansir Kamis (26/6).

Namun, Gedung Putih menegaskan bahwa pernyataan tersebut tidak berarti pelonggaran sanksi terhadap Teheran. Pengumuman itu sendiri diperkirakan merupakan buah gencatan senjata dari Israel-Iran.

Gedung Putih menekankan bahwa sanksi masih tetap berlaku dan tidak ada perubahan kebijakan resmi mengenai penegakannya terhadap semua larangan yang telah diterapkan ke Iran.

Sebelumnya, Trump mengumumkan penguatan kembali kebijakan tekanan maksimum terhadap Iran. Hal itu bertujuan untuk menurunkan ekspor minyak negara tersebut menjadi nol, sebagai tanggapan atas program nuklir negara itu dan dukungannya terhadap kelompok militan di Timur Tengah.

AS juga telah menjatuhkan hukuman ekonomi terhadap sejumlah kilang kecil (teapot refineries) dan operator terminal pelabuhan independen di China. Mereka dijatuhi hukuman karena melakukan pembelian minyak Iran.

Baca Juga: Ditekan Efek Gencatan Senjata Israel-Iran, Harga Minyak Anjlok Menuju Level Terendah Dua Pekan

Langkah Trump yang membuka kemungkinan pembelian minyak ini dinilai sebagai strategi untuk menjaga stabilitas pasokan energi global di tengah situasi geopolitik yang masih rapuh pasca gencatan senjata Iran-Israel.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: