Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Berperan Besar dalam Ekonomi RI, Kemenperin Percepat Transformasi Industri Batik

Berperan Besar dalam Ekonomi RI, Kemenperin Percepat Transformasi Industri Batik Kredit Foto: Antara/Asprilla Dwi Adha

Teknik merawit adalah teknik menggoreskan canting tembokan dengan malam panas yang menghasilkan warna goresan garis kecil, tipis tanpa putus dengan latar kain berwarna muda/terang, sementara garis (outline) berwarna tua/gelap.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita mengungkapkan, pada November 2024 Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum menetapkan Batik Tulis Merawit Cirebon sebagai Indikasi Geografis Batik keenam di Indonesia, sekaligus yang pertama untuk Kabupaten Cirebon. 

“Kami ucapkan selamat pada Kabupaten Cirebon, terutama pada Sentra Batik Trusmi Cirebon, atas peraihan Sertifikat Indikasi Geografis (IG) Batik Tulis Merawit Cirebon. Semoga pencapaian ini dapat lebih banyak memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat Cirebon,” ungkap Dirjen IKMA.

Reni melanjutkan, perlindungan IG bagi Batik Tulis Merawit Cirebon sangat penting untuk menjaga karakteristik dan ciri khas, sekaligus mencegah terjadinya pelanggaran penggunaan nama Batik Tulis Merawit Cirebon. Sebab, dengan sertifikat IG ini, logo Indikasi Geografis akan tertera di setiap produk Batik Tulis Merawit Cierbon yang diproduksi oleh IKM di Sentra Batik Trusmi Cirebon. “Kualitasnya tentu harus terus dijaga,” kata Reni.

Sementara itu, ragam kekayaan batik Nusantara selain Batik Tulis Merawit Cirebon juga akan ditampilkan dalam Pameran Gelar Batik Nusantara dan pameran IKM batik di beberapa gerai IKEA. Kemenperin dan YBI menggelar aneka kegiatan lain dalam rangka Peringatan HBN 2025, di antaranya berupa webinar dan talkshow dengan topik mengenai digitalisasi dan standardisasi batik, potensi pasar Gen-Z, hingga penerapan prinsip berkelanjutan pada industri batik. Selain webinar, akan diadakan pula berbagai program fasilitasi, seperti workshop pelatihan ISO dan pelatihan pembuatan batik cap di pondok pesantren.

Selain fasilitasi pada HBN, Ditjen IKMA memiliki berbagai program pendukung industri batik yang meliputi penerbitan buku, fasilitasi pelindungan IG, penumbuhan wirausaha baru, penerapan industri 4.0, pengembangan Sentra IKM, restrukturiasi mesin/peralatan produksi, dan fasilitasi pameran. Reni berharap perayaan HBN 2025 ini memberikan sejumlah manfaat bagi industri batik, seperti informasi teknologi, wadah kolaborasi, hingga peningkatan efisiensi, kualitas, maupun daya saing industri batik.

“Kami ingin melalui rangkaian kegiatan acara HBN ini, baik para pemangku kepentingan, pelaku industri batik, dan segala pihak yang peduli dengan perkembangan batik dapat bertemu, berdiskusi, dan berkolaborasi, sehingga menghasilkan manfaat berupa pengetahuan maupun mitra dalam menerapkan inovasi dan teknologi pada industri batik,” ucap Reni.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Advertisement

Bagikan Artikel: