- Home
- /
- New Economy
- /
- CSR
Tak Sekadar Sampah, SD di Rote Raih US$40.000 Lewat Inovasi Literasi dari AIA
Kredit Foto: AIA
UPTD SD Negeri Papela di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT), berhasil menjuarai Kompetisi Sekolah Tersehat AIA 2025 tingkat Asia-Pasifik dan meraih hadiah senilai 40.000 dolar AS. Sekolah dasar di pulau terpencil ini unggul berkat inovasinya dalam mengatasi masalah literasi rendah serta pengelolaan sampah yang diintegrasikan ke dalam proses belajar.
Pengumuman pemenang regional dilakukan pada upacara penghargaan di Da Nang, Vietnam, pada 3 Juli 2025. Kompetisi yang diinisiasi AIA Group ini memasuki tahun ketiga dan menjadi ajang bergengsi di Asia-Pasifik yang menyoroti transformasi nyata dalam peningkatan kesehatan siswa.
UPTD SD Negeri Papela meluncurkan program Ecolitera: Sampah Bercerita yang mengubah limbah menjadi alat pendidikan dan media pembelajaran literasi. Siswa mengumpulkan sampah plastik untuk ditukar dengan perlengkapan sekolah, membuat papan baca dari bahan daur ulang, serta merakit perabotan kelas menggunakan ecobrick atau botol plastik padat.
Baca Juga: Wujudkan Generasi Emas, AIA Dorong Para Pelajar Terapkan Gaya Hidup Sehat
Sekolah juga memanfaatkan ban bekas sebagai pot tanaman dan mengolah sampah organik menjadi eco-enzyme, yaitu pupuk cair alami yang telah dimanfaatkan oleh 24 petani di sekitarnya. Melalui program ini, keterampilan membaca dan menulis siswa meningkat 70%, 450 ecobrick berhasil dibuat, dan budaya daur ulang mulai diterapkan oleh sebagian besar orang tua.
AIA Group menilai proyek ini sebagai model inovatif berbasis komunitas. Kepala sekolah, guru, siswa, dan keluarga terlibat aktif dalam pelaksanaan program. Pemerintah daerah pun mengakui Ecolitera sebagai percontohan gerakan literasi dan keberlanjutan.
Pada kategori lain, SMP Negeri 43 Bandung, Jawa Barat, memenangkan penghargaan AIA Outstanding Mental Wellbeing Award dan menerima hadiah senilai 15.000 dolar AS. Sekolah ini dinilai berhasil mengatasi masalah perundungan dan kesehatan mental dengan pendekatan teknologi.
SMP 43 meluncurkan aplikasi seluler Bejakeun—yang berarti "berbicara" dalam bahasa Sunda—untuk memfasilitasi pelaporan perundungan secara anonim. Aplikasi ini dikembangkan bersama guru dan siswa sebagai respons atas kondisi 30% siswanya yang mengalami kecemasan dan depresi.
Baca Juga: AIA Umumkan Pemenang Kompetisi AIA Healthiest Schools 2025
Upaya ini diintegrasikan dengan pelatihan Emotional and Spiritual Quotient (ESQ), doa mingguan bersama, kampanye anti-perundungan, serta pendampingan teman sebaya. Sebanyak 975 siswa, 28 guru wali kelas, dan 15 anggota Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) sekolah turut terlibat dalam inisiatif ini.
Hasilnya, suasana kelas lebih kondusif, kepercayaan diri siswa meningkat, dan kasus perundungan menurun secara signifikan. Orang tua dan guru melaporkan adanya perbaikan nyata dalam kesejahteraan siswa.
Chief Marketing Officer AIA Group sekaligus Ketua Juri Kompetisi, Stuart A. Spencer, menyampaikan apresiasi terhadap para pemenang yang dinilai telah menciptakan dampak di luar ruang kelas. Sementara itu, CEO AIA Group Lee Yuan Siong mengungkapkan bahwa 94% siswa kini lebih memahami gaya hidup sehat, dan 88% telah aktif berdiskusi soal kesehatan di lingkungan rumah dan sekolah.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement