Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Laba Samsung Diprediksi Anjlok 39% Akibat Keterlambatan Pasokan Chip AI

Laba Samsung Diprediksi Anjlok 39% Akibat Keterlambatan Pasokan Chip AI Kredit Foto: Reuters/Yves Herman
Warta Ekonomi, Jakarta -

Raksasa teknologi asal Korea Selatan, Samsung Electronics, diperkirakan mencatatkan penurunan laba operasional sebesar 39% pada kuartal II 2025, menjadi 6,3 triliun won atau sekitar US$4,62 miliar, menurut proyeksi LSEG SmartEstimate. Angka ini menjadi yang terendah dalam enam kuartal terakhir.

Mengutip Economic Times, penurunan kinerja ini disebabkan oleh keterlambatan pasokan chip memori berkecepatan tinggi (HBM) ke Nvidia, di tengah lonjakan permintaan global untuk chip kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

Analis dari NH Investment & Securities, Ryu Young-ho, menjelaskan bahwa hingga saat ini Samsung belum berhasil memasok chip HBM3E 12-layer ke Nvidia karena masih dalam proses sertifikasi. “Pendapatan dari HBM kemungkinan masih stagnan di kuartal kedua karena pembatasan penjualan ke China dan Samsung belum mulai mengirim chip HBM3E versi 12-layer ke Nvidia,” ujarnya.

Baca Juga: Jatuh Bangun Lee Jae-yong Putra Mahkota Samsung dalam Melanjutkan Bisnis Keluarga

Kondisi ini membuat Samsung tertinggal dari para pesaingnya seperti SK Hynix dan Micron yang lebih dulu berhasil mengamankan permintaan chip AI dari pasar global, termasuk pasar Amerika Serikat dan Tiongkok.

Pasar Tiongkok, yang selama ini menjadi penyumbang utama pendapatan Samsung, juga terdampak oleh pembatasan ekspor yang diberlakukan oleh Amerika Serikat. Sementara itu, pesaingnya lebih agresif menembus pasar global dengan teknologi dan aliansi yang sudah matang.

Samsung sebelumnya menyebut akan mencatat kemajuan signifikan dalam pengembangan chip HBM pada Juni, namun hingga kini belum dipastikan apakah chip tersebut telah lolos uji sertifikasi dari Nvidia. Meski demikian, AMD telah mengonfirmasi bahwa mereka menerima pasokan chip HBM dari Samsung bulan lalu.

Baca Juga: Didukung AI, Ini Tiga Alasan Samsung Galaxy S25 Edge Bisa Bikin Lebih Produktif dan Tetap Stylish

Di luar bisnis semikonduktor, penjualan smartphone Samsung dilaporkan masih stabil, didorong oleh permintaan menjelang kemungkinan penerapan tarif baru atas produk elektronik impor oleh Pemerintah AS. Presiden Donald Trumptengah menggodok kebijakan tarif hingga 25% atas produk non-AS, termasuk ponsel, dengan tenggat evaluasi pada 9 Juli 2025.

Saham Samsung telah naik sekitar 19% sepanjang 2025, tetapi tetap tertinggal dari indeks acuan KOSPI yang menguat 27,3% pada periode yang sama. Kinerja saham tersebut menjadikan Samsung sebagai salah satu pemain besar industri chip dengan performa terburuk tahun ini.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ida Umy Rasyidah
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: