Gaya Hidup Sehat Jadi Motor Ekonomi Baru, Kampanye Gizi Kemenkes Dorong Industri Pangan Lokal
Kredit Foto: Kemenkes
Kampanye nasional “Si Paling Megang – Menyala dengan Gerak dan Gizi Seimbang” yang digelar Kementerian Kesehatan RI bersama WFP di Tebet Eco Park tak hanya menyasar aspek kesehatan, tetapi juga menyimpan potensi signifikan sebagai katalis ekonomi baru—khususnya di sektor pangan lokal bergizi, aplikasi kesehatan digital, dan industri kebugaran.
Dalam puncak roadshow kampanye tersebut, tercermin perubahan pendekatan promosi kesehatan yang kini berorientasi pada ekosistem ekonomi sehat: mendorong konsumsi produk lokal, membuka peluang bagi UMKM kuliner sehat, serta menciptakan permintaan baru terhadap layanan digital wellness dan edukasi berbasis aplikasi.
“Melalui kampanye ini, kita tidak hanya berbicara tentang gizi dan gerak, tapi juga tentang membangun pasar baru bagi produk sehat dan gaya hidup aktif,” ujar dr. Elvieda Sariwati, Direktur Promosi Kesehatan dan Kesehatan Komunitas Kemenkes RI. “Kebiasaan konsumsi pangan sehat dan aktivitas fisik teratur akan berdampak ekonomi jangka panjang, termasuk efisiensi biaya kesehatan nasional.”
Baca Juga: Kemenkes dan Philips Berkolaborasi, Siap Transformasi Sistem Kesehatan Indonesia
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, pengeluaran masyarakat untuk layanan kesehatan preventif dan makanan fungsional tumbuh signifikan, terutama pascapandemi. Kampanye semacam ini dinilai mampu memperbesar permintaan terhadap produk pangan bergizi dari petani lokal, layanan fit-tech, hingga konsultasi kesehatan digital.
Aplikasi “Si Paling Megang” yang diperkenalkan dalam acara ini merupakan contoh konkret digitalisasi kebiasaan sehat. Platform ini membuka potensi monetisasi melalui kolaborasi dengan brand makanan sehat, wearable device, hingga asuransi mikro berbasis gaya hidup aktif.
Baca Juga: Dukung Klinik Mandiri, BNI Gaet Kemenkes dan Periksa.id Hadirkan Smart Healthcare untuk Nakes
Di sisi lain, program ini juga mendorong partisipasi komunitas dan UMKM lewat kegiatan seperti demo masak makanan sehat dan pelibatan komunitas olahraga. Dengan lebih dari 3 juta anak muda telah terlibat secara daring sepanjang 2025, kampanye ini berpotensi membentuk demand side yang kuat untuk industri makanan sehat dan layanan wellness berbasis teknologi.
“Investasi dalam kesehatan anak muda adalah investasi ekonomi jangka panjang. Remaja yang sehat akan menjadi tenaga kerja produktif pada 2045. Ini adalah bagian dari strategi besar menuju Indonesia Emas,” kata Jaakko Valli, Deputy Country Director WFP Indonesia.
Melalui pendekatan holistik—melibatkan teknologi, pangan lokal, UMKM, dan promosi gaya hidup aktif—kampanye ini menegaskan bahwa kesehatan bukan hanya investasi sosial, tetapi juga pilar ekonomi berkelanjutan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement