Kredit Foto: Unsplash/Jay Wennington
Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Veronica Tan mengungkapkan cyberbullying yang marak dihadapi anak-anak dan remaja di era digital harus dihadapi bersama, tidak bisa sebagian pihak.
Hal tersebut disampaikan Wamen PPPA pada acara Screening Film Cyberbullying. Dirinya mengatakan peran seluruh elemen masyarakat dibutuhkan untuk mengatasi tantangan tersebut dengan membangun kemampuan literasi digital anak.
Baca Juga: Menteri PPPA Ungkap Kekerasan Perempuan dan Anak Meroket pada Juni 2025
“Kita harus memiliki perspektif yang sama terkait masalah cyberbullying. Masalah ini merupakan sebuah tantangan besar yang harus diatasi bersama. Cyberbullying tidak bisa diselesaikan hanya sebagian pihak, tetapi seluruh elemen masyarakat harus saling bahu-membahu, mulai dari pemerintah, orang tua, guru, hingga masyarakat sipil untuk sama-sama memberikan edukasi,” ujar Wakil Menteri PPPA, dikutip dari siaran pers Kementerian PPPA, Rabu (9/7).
Wakil Menteri PPPA menyampaikan pentingnya pencegahan melalui edukasi dan pembangunan ketahanan diri anak dan peran aktif orang tua dalam mendampingi anak-anak mereka. Selain itu, upaya kampanye melalui media film mampu menggambarkan dampak cyberbullying kepada khalayak luas, sekaligus memberikan langkah-langkah solutif jika masyarakat dihadapkan pada masalah tersebut.
“Edukasi sangat penting, tapi kita juga harus memberikan antisipasi jika cyberbullying sudah terlanjur terjadi. Bagaimana kita melihat contoh perjuangan yang dihadapi oleh anak dan keluarga yang terdampak dan bagaimana si anak bisa bangkit kembali? Hal-hal tersebut yang perlu kita edukasi dan bangun bersama untuk menciptakan suatu mata rantai yang dapat memberikan perlindungan terbaik bagi anak Indonesia, khususnya di ranah digital,” ungkap Wakil Menteri PPPA.
Wakil Menteri Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Isyana Bagoes Oka menegaskan orang tua juga perlu belajar memahami penggunaan teknologi digital yang digunakan oleh anak-anak dan remaja dalam kehidupan sehari-hari. Menjalin komunikasi yang positif antara orang tua dan anak juga dapat mengurangi risiko anak menjadi korban maupun pelaku cyberbullying.
“Kita tahu saat ini dunia anak-anak dan remaja tidak seperti apa yang terjadi 30 tahun lalu. Sekarang dengan adanya media sosial, anak-anak dan remaja menghadapi tantangan yang luar biasa besar. Tidak hanya itu, orang tua punya tantangan untuk mengerti dan terus belajar terkait dunia yang dihadapi oleh anak-anak mereka. Karena jika orang tua tidak mengerti apa yang terjadi dengan dunia yang dihadapi, maka mereka juga tidak akan tahu bagaimana membantu mereka jika mengalami kesulitan. Orang tua juga perlu pendidikan untuk memahami cara berbicara dengan anak-anak dan remaja,” kata Wakil Menteri Dukbangga.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Advertisement