Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Odong-Odong, Sarana Hiburan Rp5.000 yang Bisa Berujung Petaka

Odong-Odong, Sarana Hiburan Rp5.000 yang Bisa Berujung Petaka Kredit Foto: Facebook
Warta Ekonomi, Jakarta -

Di tengah mahalnya biaya rekreasi dan terbatasnya ruang publik yang layak, mobil odong-odong menjadi solusi hiburan murah bagi keluarga berpenghasilan rendah. Namun di balik tarif Rp5.000 hingga Rp10.000 yang terjangkau, kendaraan ini justru menyimpan potensi risiko sosial dan ekonomi yang besar akibat ketiadaan regulasi keselamatan.

Biasanya, odong-odong beroperasi di pemukiman padat maupun desa. Sarana hiburan ini umumnya merupakan hasil modifikasi dari kendaraan bekas seperti pick-up dan minibus.

Kendaraan tersebut dihiasi lampu kelap-kelip dan boneka, diiringi lagu anak-anak dari pengeras suara, menjadikannya sarana hiburan favorit anak-anak maupun orang tua yang ingin rekreasi murah.

Baca Juga: Ngaku Sudah Tahu Lagi Ramai, Gubernur Jakarta Jelaskan Kenapa Padel Kena Pajak Hiburan 10 Persen, Sementara Golf Tidak

Muhammad Akbar, Pemerhati Transportasi, menyoroti kekurangan moda hiburan itu. Menurutnya, sebagian besar odong-odong tidak dilengkapi fasilitas keselamatan memadai.

"Dengan merogoh kocek Rp5.000 sampai Rp10.000, satu keluarga bisa menikmati petualangan keliling kampung tanpa perlu pergi jauh ke taman kota atau tempat wisata berbayar," ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (13/7/2025).

"Sayangnya, di balik keceriaan itu, mobil odong-odong menyimpan persoalan keselamatan yang tidak bisa disepelekan," lanjutnya.

Ketiadaan sabuk pengaman, pelindung samping, serta struktur kendaraan yang tidak stabil menjadi sumber risiko serius. Anak-anak juga sering dibiarkan duduk di bak terbuka tanpa perlindungan apapun.

Selain itu, sebagian besar pengemudi tidak memiliki pelatihan khusus dan kendaraan beroperasi tanpa izin resmi atau perlindungan asuransi.

Baca Juga: Manfaat Paket Asuransi Jiwa Sekaligus Asuransi Kesehatan bagi Keluarga

Sarana hiburan ini pun sudah terbukti menelan korban. Pada 2022, kecelakaan odong-odong yang tertabrak kereta api di Serang menyebabkan 9 orang tewas dan 22 orang mengalami luka-luka. 

Sayangnya, penertiban yang dilakukan pemerintah kerap mendapat perlawanan dari masyarakat yang masih bergantung pada odong-odong sebagai mata pencaharian dan satu-satunya pilihan rekreasi.

“Setiap kali kecelakaan berlalu tanpa tindak lanjut, kita sebenarnya sedang membiarkan anak-anak terus hidup dalam ancaman,” tulis Akbar.

Situasi ini menunjukkan bahwa hiburan murah bisa berisiko mahal jika tak diimbangi kebijakan keselamatan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Azka Elfriza
Editor: Belinda Safitri

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: