Pemerintah Diminta Prioritaskan SDM untuk Sukseskan Kopdes

Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) dinilai menjadi tantangan utama dalam pengembangan program Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) yang tengah digencarkan pemerintah sebagai strategi pengentasan kemiskinan.

“Mayoritas tingkat pendidikan masyarakat perdesaan adalah SD dan SMP, mencapai 80% hingga 90% dari total. Ini menjadi hambatan besar dalam mengelola KDMP yang memiliki tujuh jenis usaha sekaligus,” ujar Peneliti Pusat Ekonomi Digital dan UMKM INDEF, Fadhila Maulida, dalam diskusi publik pada Selasa (29/7/2025).

Menurutnya, kapasitas manajerial yang terbatas membuat rencana operasional KDMP terkesan terlalu ambisius dan berisiko tidak berkelanjutan jika tidak disertai pendampingan intensif dan edukasi yang memadai.

Baca Juga: Menkop Dorong UMKM Gabung Jadi Anggota Kopdes Merah Putih

Ia juga menekankan pentingnya fleksibilitas model bisnis KDMP agar dapat menyesuaikan dengan karakteristik dan potensi lokal. “Sumber daya tiap desa berbeda. Apakah semua KDMP harus menjalankan tujuh jenis usaha? Atau cukup satu hingga dua yang paling relevan?” ujarnya.

Data INDEF menunjukkan bahwa tingkat pendidikan kepala desa pun masih didominasi lulusan SMA, dan hanya 23,62% yang berpendidikan S1. Kondisi ini dinilai berdampak pada tata kelola dan akuntabilitas koperasi di tingkat desa.

Baca Juga: Kemenkop Perkuat Kapasitas SDM untuk Pengembangan Bisnis Kopdes Merah Putih

Fadhila menyarankan agar pemerintah fokus pada peningkatan kapasitas SDM, membangun sistem pemantauan berbasis digital, serta memperjelas peran KDMP agar tidak tumpang tindih dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

Menurutnya, dengan target kontribusi koperasi terhadap PDB yang ingin ditingkatkan menjadi 10–20% pada 2025, penguatan kualitas SDM desa menjadi prasyarat mutlak agar KDMP berjalan efektif dan berkelanjutan.