Kredit Foto: Antara/Asprilla Dwi Adha
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan langkah yang diperlukan industri batik dalam menghadapi pergeseran selera pasar, terutama untuk membidik pasar generasi muda (Generasi Z).
Langkah tersebut adalah inovasi produk, meningkatkan daya saing produk, efisiensi produksi, sampai edukasi mengenai batik kepada target konsumen.
Baca Juga: Kemenpar Jadi Bagian Penting Kopdes Merah Putih dan MBG
Hal ini diperlukan mengingat Generasi Z yang memiliki karakter berjiwa aktif, mengedepankan orisinalitas atau keunikan dari makna suatu produk, serta peka terhadap isu sosial dan lingkungan.
Menperin menyampaikannya dalam pembukaan Gelar Batik Nusantara (GBN) 2025 yang digelar Yayasan Batik Indonesia (YBI) di Pasaraya Blok M, Jakarta Rabu (30/7/2025).
Lebih lanjut, dalam konteks tersebut, Menperin menegaskan pelestarian batik harus disertai kontribusi nyata masyarakat melalui konsumsi produk dalam negeri.
“Bangga saja tidak cukup. Kita semua harus belanja produk batik. Karena dengan belanja, kita melestarikan ekosistem budaya nasional, sekaligus menggerakkan ekonomi para pengrajin batik di berbagai daerah,” tegasnya.
Saat ini, industri batik tersebar di 11 provinsi dengan hampir 6.000 unit usaha dan sekitar 200 sentra IKM. Namun, tantangan regenerasi dan peralihan profesi membuat jumlah perajin menurun signifikan sejak pandemi. Oleh karena itu, Kemenperin mendorong inovasi dalam desain, teknologi, serta strategi pemasaran untuk menjangkau pasar baru seperti Generasi Z.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement