Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sejumlah Strategi Kemenperin Buka Green Jobs Bagi Talenta Muda

Sejumlah Strategi Kemenperin Buka Green Jobs Bagi Talenta Muda Kredit Foto: Kemenperin
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah menyiapkan berbagai strategi untuk membuka peluang green jobs yang relevan bagi talenta muda Indonesia menuju industri hijau inklusif dan berkelanjutan.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, mengungkapkan, Balai Diklat Industri dan sekolah vokasi di bawah naungan Kemenperin terus mengembangkan kurikulum berbasis green competencies, seperti efisiensi energi, teknologi rendah karbon, dan praktik daur ulang.

Baca Juga: Kemenpar Jadi Bagian Penting Kopdes Merah Putih dan MBG

Di samping itu, program Startup4Industry juga menjadi salah satu inisiatif unggulan Kemenperin untuk mendukung wirausaha muda dalam sektor energi terbarukan, pertanian berkelanjutan, dan ekonomi sirkular. 

“Melalui program ini, kami mendorong kolaborasi antara startup teknologi dengan industri kecil dan menengah (IKM), serta membuka jalan bagi mereka masuk dalam rantai pasok industri besar,” jelas Agus, dikutip dari siaran pers Kemenperin, Kamis (31/7). 

Berikutnya, dalam memperkuat ekosistem keberlanjutan, Kemenperin juga mendorong kolaborasi lintas sektor melalui tiga pilar utama, yakni kebijakan inklusif, ekosistem inovatif, dan partisipasi aktif pemuda. 

“Pilar-pilar ini menjadi landasan Kemenperin untuk menyusun regulasi ramah lingkungan, membangun kerja sama dengan universitas sebagai inkubator ide keberlanjutan, serta melibatkan pemuda sebagai mitra strategis,” imbuhnya.

Agus pun menguraikan langkah konkret Kemenperin dalam mempercepat adopsi teknologi hijau di sektor industri. “Kami tengah menyusun peta jalan dekarbonisasi untuk sembilan sektor industri prioritas dan membentuk Green Industry Service Company (GISCO) yang berfungsi menghubungkan pelaku industri dengan pembiayaan hijau dan layanan teknologi,” tuturnya.

Bahkan, melalui gelaran AIGIS (Annual Indonesia Green Industry Summit) dan Forum Industri Hijau, Kemenperin mempertemukan pemerintah, pelaku industri, akademisi, dan komunitas untuk berbagi praktik terbaik dan memperkuat ekosistem industri hijau.

Pemerintah, lanjut Menperin, tidak mengabaikan komunitas di daerah terpencil dalam menerapkan kebijakan industri hijau. Kemenperin terus mendorong pengembangan industri hijau berbasis potensi lokal, menyediakan pelatihan dan teknologi tepat guna bagi IKM, serta mentransformasi unit layanan daerah menjadi Badan Layanan Umum (BLU) yang lebih responsif terhadap kebutuhan wilayah.

Sementara itu, dalam hal pemanfaatan teknologi digital, Kemenperin terus aktif mendorong penggunaan Internet of Things (IoT), Artificial Intelligence (AI), dan big data untuk efisiensi energi dan pengurangan emisi. Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas) juga dikembangkan untuk memonitor emisi gas rumah kaca dan polutan secara digital.

“Harapan kami, AIGIS menjadi platform terintegrasi yang mendorong transformasi industri hijau di Indonesia. Kolaborasi antara pemerintah, akademisi, pelaku industri, media, dan generasi muda sangat krusial untuk mewujudkan masa depan hijau yang inklusif dan berdaya saing global,” ujar Menperin.

Green jobs

Pada gelaran AIGIS Youth Green Forum yang mengusung tema “Future Green Begins”, Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Eko S.A. Cahyanto yang mewakili Menteri Perindustrian menyampaikan bahwa Kemenperin semakin gencar menjalin kedekatan dengan civitas akademika, sebagai langkah strategis untuk membangun keterikatan emosional dan intelektual terhadap upaya penumbuhan dan penguatan di sektor industri nasional. 

Langkah ini merupakan bagian dari upaya mengembangkan ekosistem industri yang inklusif dan berkelanjutan, sekaligus mempersiapkan generasi muda agar lebih siap menjadi penggerak industri masa depan Indonesia.

“Penerapan industri hijau tentunya akan menumbuhkan proses bisnis baru, yang membutuhkan dukungan teknologi dan sumber daya manusia. Kami telah memiliki konsep pengembangan talenta industri hijau, yang juga perlu disesuaikan oleh pihak-pihak kampus, misal dari kurikulumnya, sehingga akan tercipta inovasi dan sistem baru dalam menopang implementasi industri hijau,” tuturnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Advertisement

Bagikan Artikel: