Kredit Foto: Xinhua
Thailand menyetujui penyesuaian program insentif untuk mendorong produsen mobil untuk meningkatkan ekspor kendaraan listrik berbasis baterai (battery electric vehicle/BEV).
Negeri Gajah Putih itu berambisi menjadi pusat produksi EV regional di Asia Tenggara, insentif itu nantinya pabrikan yang memproduksi kendaraan secara lokal mendapatkan kompensasi atas penerimaan subsidi dan keringanan bea masuk.
Berdasarkan ketentuan-ketentuan yang telah direvisi, satu unit BEV yang diproduksi untuk ekspor akan dihitung sebagai 1,5 kendaraan dalam kuota produksi lokal mereka, sehingga memudahkan pemenuhan komitmen produksi, menurut Dewan Investasi (Board of Investment/BOI) Thailand.
"Revisi tersebut akan memungkinkan fleksibilitas yang lebih tinggi dan membantu Thailand, yang sudah menjadi pemimpin dalam industri manufaktur otomotif di kawasan ini, untuk menjadi basis produksi EV utama," ujar Sekretaris Jenderal BOI Narit Therdsteerasukdi.
Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan ekspor EV di negara Asia Tenggara tersebut menjadi sekitar 12.500 unit pada 2025 dan 52.000 unit pada 2026, sebagaimana diusulkan oleh Federasi Industri Thailand.
Pada paruh pertama 2025, registrasi mobil penumpang BEV baru melonjak 52,4 persen dibanding tahun sebelumnya menjadi 57.289 unit, yang mencakup 15 persen dari seluruh registrasi mobil baru di Thailand.
Sejauh ini, pemerintah Thailand telah memberikan subsidi dengan total lebih dari 12 miliar baht untuk 175.064 unit mobil BEV dan 34.559 unit sepeda motor listrik di bawah skema EV 3.0 dan EV 3.5
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Advertisement