Kredit Foto: Medco
PT Medco Energi Internasional Tbk (MedcoEnergi) mencatatkan penurunan laba bersih signifikan pada semester I-2025. Laba bersih perusahaan turun 81,5% menjadi hanya US$37 juta, jauh dibandingkan US$200,99 juta pada periode yang sama tahun lalu.
CEO MedcoEnergi, Roberto Lorato, mengungkapkan penyebab utama anjloknya laba adalah pelemahan harga realisasi minyak, rugi dari entitas asosiasi PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), serta biaya dry hole sebesar US$8,9 juta.
“Kinerja kami pada paruh pertama tahun ini menunjukkan ketahanan finansial portofolio Perseroan, meskipun terjadi penurunan harga minyak yang signifikan dibanding tahun sebelumnya,” ujar Lorato dalam keterangan resmi, Jumat (1/8/2025).
Baca Juga: Tertekan Kinerja AMMN, Laba Medco Energi (MEDC) Jeblok 81,52% di Semester I 2025
Kontribusi negatif dari AMMN menjadi salah satu faktor signifikan. Perusahaan tambang yang merupakan kongsi keluarga Panigoro dan Grup Salim tersebut membukukan rugi bersih US$31 juta, anjlok dari laba US$99 juta pada semester I-2024. Rugi ini dipicu oleh keterlambatan commissioning smelter dan fasilitas pemurnian logam mulia.
Dari sisi operasional, produksi minyak dan gas bumi (migas) MedcoEnergi turun 7% menjadi 143 ribu barel ekuivalen per hari (mboepd). Penurunan ini terjadi karena permintaan gas musiman yang lebih rendah serta pemeliharaan terencana di Lapangan Senoro.
Lorato mengatakan, penjualan listrik melemah menjadi 1.994 GWh akibat gangguan operasional, seperti pemeliharaan di Riau IPP, gempa di Sarulla Geothermal, dan banjir di Sumbawa.
Meski menghadapi tekanan laba dan produksi, MedcoEnergi tetap menjalankan strategi pertumbuhan. Belanja modal sebesar US$193 juta telah digelontorkan untuk pengembangan Blok 60 Oman, South Natuna Sea Block B, PSC Corridor, serta pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ijen tahap I dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Bali Timur.
Baca Juga: MedcoEnergi Akuisisi Blok Gas Corridor Senilai Rp6,9 Triliun dari Repsol
”Kami memasuki paruh kedua 2025 dengan akuisisi akretif atas tambahan 24% hak partisipasi di Wilayah Kerja Corridor dan kontribusi tambahan dari beberapa proyek migas dan ketenagalistrikan yang baru berproduksi,” ujarnya.
Meski begitu, MedcoEnergi juga tetap disiplin dalam mengelola utang. Perusahaan telah melunasi obligasi senilai US$519 juta melalui tender offer dan buyback. Selain itu, MedcoEnergi menerbitkan Obligasi Berkelanjutan IV Tahap I sebesar Rp1 triliun. Rasio utang bersih terhadap EBITDA tercatat stabil di angka 1,8 kali.
Memasuki semester II-2025, perusahaan menargetkan peningkatan produksi migas menjadi 155–160 mboepd serta penjualan listrik hingga 4.300 GWh. Biaya produksi ditargetkan tetap di bawah US$10 per barel ekuivalen, sementara total belanja modal tahun ini mencapai US$430 juta.
Baca Juga: Gelontorkan US$425 Juta, Medco Akusisi Blok Migas Sumsel dari Tangan Repsol
Direktur Utama MedcoEnergi, Hilmi Panigoro, menyatakan perusahaan akan terus menciptakan nilai meski menghadapi tekanan industri. “Kinerja kami pada paruh pertama tahun ini menunjukkan ketahanan strategi bisnis kami dan mencerminkan komitmen MedcoEnergi untuk memberikan nilai tambah kepada para pemegang saham,” tegasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Djati Waluyo
Tag Terkait:
Advertisement