Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

SKK Migas Targetkan Blok Masela Produksi 2029

SKK Migas Targetkan Blok Masela Produksi 2029 Kredit Foto: Rahmat Dwi Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Djoko Siswanto, menyatakan pemerintah menargetkan proyek Liquefied Natural Gas (LNG) Abadi di Blok Maselam Mulai berproduksi paling lambat pada tahun 2029.

Sebagaimana diketahui, proyek strategis nasional (PSN) tersebut resmi memasuki tahap Front End Engineering and Design (FEED). 

“INPEX sudah kasih info hari ini sudah masuk tahap Front End Engineering and Design. Ada beberapa perizinan seperti dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal), dan tadi kami rapat, intinya pemerintah ingin mempercepat proses pelepasan kawasan hutan,” ujar Djoko saat ditemui di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Senin (4/8/2025).

Baca Juga: INPEX Mulai FEED Proyek LNG Abadi Blok Masela

Djoko menegaskan, proses perizinan kini menjadi fokus utama pemerintah guna memastikan proyek tidak mengalami keterlambatan. “2029 sih berharap paling telat ya udah harus onstream,” tegasnya.

Sebelumnya, Operator proyek, INPEX Masela Ltd., dalam keterangan resminya menyatakan pekerjaan tahap FEED ini menandai kelanjutan dari pengembangan ladang gas Abadi. Proyek ini menargetkan kapasitas produksi Liquefied Natural Gas sebesar 10,5 juta ton per tahun, termasuk pasokan gas melalui pipa untuk kebutuhan dalam negeri.

INPEX menjelaskan bahwa tahap Front End Engineering and Design mencakup empat paket utama, yaitu fasilitas LNG darat atau Onshore Liquefied Natural Gas (OLNG), unit terapung Floating Production, Storage, and Offloading (FPSO), sistem bawah laut atau Subsea Umbilicals, Risers, and Flowlines (SURF), serta pipa ekspor gas atau Gas Export Pipeline (GEP). 

Baca Juga: LNG Abadi Masela Tancap Gas, INPEX Pastikan FEED Segera Dimulai

Seluruh paket ini dirancang dengan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon atau Carbon Capture and Storage (CCS), sebagai bagian dari upaya dekarbonisasi.

Untuk paket FPSO, INPEX menerapkan skema kompetisi ganda atau dual FEED, dengan dua konsorsium yang bersaing. Konsorsium pertama terdiri dari PT Technip Engineering Indonesia, PT Technip Indonesia, dan PT JGC Indonesia. 

Konsorsium kedua mencakup PT Saipem Indonesia, PT Tripatra Engineers & Constructors, PT Tripatra Engineering, dan PT McDermott Indonesia. Adapun paket SURF dan GEP dipercayakan kepada PT Worley SEA Indonesia. Penunjukan kontraktor untuk paket OLNG akan dilakukan dalam waktu dekat.

"Proyek LNG Abadi memiliki kapasitas total 10,5 juta ton per tahun, termasuk pasokan gas melalui pipa untuk kebutuhan domestik, dan diproyeksikan menyumbang lebih dari 10 persen kebutuhan impor LNG Jepang," tulis INPEX dalam pernyataan resminya, Senin (3/8/2025). 

Baca Juga: Saudi Aramco hingga Inpex Jepang Waspadai Dampak Konflik Israel-Iran, Ada Potensi Harga Meroket Tinggi

Poyek ini berlokasi sekitar 170–180 kilometer di barat daya Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku, dengan kedalaman laut antara 400 hingga 800 meter, dan luas wilayah kerja sekitar 2.503 kilometer persegi. Pemerintah Indonesia telah menetapkan proyek ini sebagai Proyek Strategis Nasional sejak tahun 2017.

INPEX juga menegaskan bahwa pengembangan proyek LNG Abadi sejalan dengan visi keberlanjutan perusahaan, melalui pemanfaatan teknologi Carbon Capture and Storage dan peningkatan efisiensi di lapangan gas. 

"Proyek ini diharapkan memberikan kontribusi besar terhadap ketahanan energi di Indonesia dan Asia, serta mendukung target net zero emission Indonesia pada 2060,” ujar manajemen INPEX.

Selain INPEX Masela Ltd (65%), proyek ini juga melibatkan PT Pertamina Hulu Energi Masela (20%) dan PETRONAS Masela Sdn. Bhd. (15%).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Djati Waluyo

Advertisement

Bagikan Artikel: