Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga Minyak Dunia Turun, Pasar Soroti Keputusan OPEC+

Harga Minyak Dunia Turun, Pasar Soroti Keputusan OPEC+ Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Harga minyak dunia melemah pada perdagangan di Senin (4/8). Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan Sekutunya (OPEC+) sepakat untuk menaikkan produksi secara signifikan pada September. Tekanan juga datang dari data permintaan bahan bakar yang menunjukkan tren pelemahan di Amerika Serikat (AS).

Dilansir dari Reuters, Selasa (5/8), Minyak Brent turun 1,3% ke US$68,76. Sementara West Texas Intermediate (WTI) melemah 1,5% ke US$66,29.

Baca Juga: Elitenya Trump Sebut India Ikut Biayai Perang Rusia di Ukraina

OPEC+ menyepakati kenaikan produksi sebesar 547.000 barel per hari (bph) untuk bulan September. Langkah ini menjadi bagian dari percepatan pemulihan produksi dan mencerminkan pembalikan penuh dari pemangkasan produksi sebelumnya yang sekitar 2,5 juta bph atau 2,4% dari total permintaan global.

OPEC+ menyatakan bahwa keputusan tersebut didasarkan pada fundamental pasar yang dinilai sehat, namun data terbaru memperlihatkan lemahnya permintaan bensin baru-baru ini di AS.

Selain itu, produksi minyak negara itu juga mencatat rekor tertinggi secara bulanan pada Mei. Hal ini memperburuk kekhawatiran terkait potensi oversuplai global.

Pelaku pasar kini mulai mengantisipasi kemungkinan kenaikan produksi lebih lanjut menyusul rencana diskusi untuk mencabut tambahan 1,65 juta bph pemangkasan dalam pertemuan berikutnya yang dijadwalkan pada 7 September.

“OPEC+ masih memiliki kapasitas produksi cadangan yang cukup besar dan pasar kini mengamati dengan cermat apakah kelompok tersebut akan mengaktifkan kapasitas ini,” kata Analis StoneX, Alex Hodes.

Baca Juga: 600 Tahun Dormant, Gunung Krasheninnikov Rusia Tetiba Meletus: Kode Oranye

“Saat ini belum ada sinyal jelas bahwa mereka akan melakukannya, tetapi opsinya masih terbuka," tambahnya.

Sementara itu, ketegangan geopolitik dan kebijakan dagang juga menambah tekanan bagi pasar energi. Investor masih mencerna dampak dari tarif terbaru terhadap puluhan mitra dagangnya, serta mengkhawatirkan potensi sanksi tambahan dari Amerika Serikat ke Rusia.

Baca Juga: Kelapa Sawit, Minyak Nabati Dunia Bergelar Superfood bagi Kesehatan

Baca Juga: Dorong Peremajaan Kelapa Rakyat (PKeR), BPDP Gelar Workshop Pola Kemitraan di Sulawesi Utara

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump telah mengancam akan memberlakukan tarif sekunder sebesar 100% bagi pembeli minyak Rusia, sebagai bagian dari tekanan untuk menghentikan perang Moskow di Ukraina. Trump juga mengisyaratkan akan menaikkan tarif terhadap India secara signifikan karena terus membeli minyak dari Rusia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: