Kredit Foto: Wafiyyah Amalyris K
Selain itu, Ketua FKUB Kota Semarang, Kyai Mustamaji juga menegaskan pentingnya kolaborasi semua elemen masyarakat dalam memperkuat ketahanan sosial berbasis nilai agama dan budaya lokal. Ia mengajak semua pihak untuk menjadikan toleransi dan kerukunan sebagai bagian dari tanggung jawab bersama. Ia juga mengapresiasi keterlibatan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan Kemen PPPA, dalam mendorong kolaborasi antarumat beragama untuk menjaga keutuhan bangsa.
“Baru-baru ini kota Semarang mendapat peringkat ketiga dalam Indeks Kota Toleran. Harus diakui itu bukan saja peranan FKUB, tetapi juga ada inisiasi seperti Persaudaraan Lintas Iman (PELITA) sebagai gerakan akar rumput yang aktif menjaga harmoni antarumat beragama. PELITA tumbuh dari inisiatif masyarakat sipil dan memiliki daya jangkau yang lebih luas. Kolaborasi memang sudah membuktikan menjadi kunci keberhasilan Semarang dalam mempertahankan predikat sebagai salah satu kota paling toleran di Indonesia” ujar Kyai Mustamaji.
Forum diskusi ini dihadiri oleh para tokoh dari Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, Khonghucu dan perwakilan penghayat kepercayaan. Diskusi ini diikuti oleh lebih dari 50 peserta, diantaranya 12 pengurus FKUB Kota Semarang, aktivis PELITA, serta pegiat isu perempuan dan anak. Melalui forum ini, para pemuka lintas iman bersama pemerintah membangun ruang dialog yang terbuka dan konstruktif demi menjaga kerukunan, memperkuat toleransi, serta menciptakan kehidupan bermasyarakat yang damai dan inklusif.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Advertisement