Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pasar Kripto Waspada, Harga Bitcoin Anjlok Tembus US$113.000

Pasar Kripto Waspada, Harga Bitcoin Anjlok Tembus US$113.000 Kredit Foto: Freepik
Warta Ekonomi, Jakarta -

Harga Bitcoin (BTC) masih tertahan dalam bawah level psikologis US$115.000. Hal ini terjadi setelah penurunan tajam akhir pekan lalu yang memicu likuidasi posisi long leverage senilai lebih dari US$1 Miliar.

Dilansir dari Coinmarketcap, Rabu (6/8), bitcoin anjlok dan diperdagangkan dalam kisaran US$113.000. Sebelumnya, ia bergerak naik turun namun nyaris tidak berubah dibandingkan sehari sebelumnya dimana ia bergerak dalam rentang kunci US114.000 - US$115.000.

Baca Juga: Pajak Kripto Diatur, OJK Siapkan Insentif untuk Platform Lokal

LVRG Research Analyst, Nick Ruck mengatakan bahwa dirinya tetap optimistis terhadap prospek jangka menengah hingga panjang untuk bitcoin meski apsar tengah waspada akibat gelombang tarif hingga data ekonomi terbaru dari Amerika Serikat (AS).

“Strategi perbendaharaan, penawaran umum perdana, dan pencarian adopsi bitcoin treasury berikutnya terus mendorong permintaan. Kami tetap positif bull run ini dapat berlanjut,” ujar Ruck.

Namun tekanan makro tetap membayangi. Laporan ketenagakerjaan yang lebih lemah dari perkiraan serta eskalasi ketegangan perdagangan telah memicu aksi "flight to safety" secara global, yang turut menekan pasar aset kripto.

Pekan lalu juga mencatat hari dengan arus keluar (outflow) terbesar kedua dari produk spot bitcoin. Hal tersebut mengikis harapan bahwa arus institusional dapat menopang harga dalam jangka pendek.

Para pelaku pasar kini memantau perkembangan exchange traded funds bitcoin secara cermat. Jika permintaan institusional kembali stabil dan tekanan makro mereda, fase konsolidasi saat ini bisa menjadi pijakan untuk rebound menuju rekor harga baru.

Baca Juga: Prancis Berencana Tambang Bitcoin Lewat PLTN

Namun, apabila arus keluar terus berlanjut dan selera risiko terhadap aset alternatif melemah, pasar bisa menghadapi gelombang de-risking lanjutan sebelum menemukan titik dasar yang lebih solid.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: