Kredit Foto: Unsplash/Alexander Mils
Nilai Dolar Amerika Serikat (AS) melemah terhadap sejumlah mata uang utama pada perdagangan di Selasa (12/8). Hal ini terjadi setelah data inflasi menunjukkan kenaikan moderat pada bulan lalu, menjaga peluang pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) di September.
Dilansir dari Reuters, Rabu (13/8), Dolar melemah 0,25% menjadi ¥147,77 terhadap Yen Jepang. Sementara itu, Euro menguat 0,53% menjadi US$1,1675 terhadap Dolar AS.
Baca Juga: Presiden The Fed Kansas Dorong Suku Bunga Tetap di 4,25%–4,50%
Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika Serikat baru-baru ini melaporkan indeks harga konsumen (CPI) naik 0,2% di Juli. Secara tahunan, indesk terkait berada tetap di 2,7%.
“Inflasi inti masih terkendali, memberi ruang bagi pembuat kebijakan untuk bertindak merespons tanda-tanda awal pelemahan pasar tenaga kerja,” kata Chief Market Strategist Corpay, Karl Schamotta.
Ketua The Fed Jerome Powell menurutnya kemungkinan akan membahas peluang pemangkasan suku bunga untuk bulan depan di Jackson Hole Economic Symposium.
Pasar mata uang sebelumnya bergerak terbatas menjelang rilis data inflasi, dengan ekspektasi bahwa angka moderat akan memperkuat keyakinan terhadap penurunan suku bunga. Prospek tersebut semakin menguat setelah laporan tenaga kerja AS pekan lalu menunjukkan pelemahan.
Sementara itu, spekulasi pergantian pimpinan bank sentral kembali mencuat setelah adanya ucapan dari Mantan Presiden The Fed St. Louis, James Bullard. Ia menyatakan kesediaannya menjadi ketua bank sentral jika ditawari jabatan tersebut.
Baca Juga: Trump Desak The Fed Turunkan Suku Bunga, Ancam Tuntut Powell
Bullard mengatakan fokusnya adalah menjaga stabilitas nilai dolar, mempertahankan inflasi rendah, dan menghormati independensi institusi sesuai Undang-Undang The Fed.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement