Kredit Foto: Kliring Berjangka Indonesia
Harga Bitcoin merosot tajam pada perdagangan di Kamis (14/7). Hal ini terjadi setelah sempat aset kripto unggulan tersebut menyentuh rekor tertinggi di US$124.000.
Dilansir dari Coinmarketcap, Jumat (15/7), Pasar kripto terpukul, dengan bitcoin anjlok ke US$118.000. Tekanan jual terjadi seiring kekhawatiran pasar terhadap inflasi yang kembali memanas, memukul aset berisiko termasuk mata uang kripto.
Baca Juga: Euforia Pasar Kripto, Coinbase (COIN) Hidupkan Kembali Stablecoin Bootstrap Fund
Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika Serikat (AS) melaporkan data terbaru dari Indeks Harga Produsen (PPI). Bulan Juli, data tersebut naik 0,9%, jauh melampaui perkiraan 0,2%. Secara tahunan, data terkait melonjak 3,3%, lebih tinggi dari estimasi 2,5%.
PPI inti, yang tidak memasukkan harga pangan dan energi, juga naik 0,9% di Juli. Angka tersebut jauh di atas proyeksi 0,2%. Secara tahunan, data terkait naik 3,7%, melampaui perkiraan 2,9%.
Adapun klaim pengangguran awal untuk pekan yang berakhir 9 Agustus tercatat 224.000, sedangkan klaim lanjutan bertahan di 1,95 juta.
Kombinasi data inflasi produsen yang tinggi dan pasar tenaga kerja yang solid memicu ekspektasi bahwa suku bunga tinggi akan ditahan lebih lama untuk meredam inflasi oleh Federal Reserve (The Fed).
Baca Juga: ETF Bitcoin Pertama Asia Tengah, Kazakhstan Fonte Luncurkan BETF
Kini peluang pemangkasan suku bunga pada bulan depan yang sebelumnya mencapai 100% kini turun menjadi 96% di AS.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement