Kredit Foto: Youtube Kemenkeu
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan alokasi gaji dan tunjangan bagi guru, dosen, serta tenaga pendidikan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 naik signifikan menjadi Rp274,7 triliun. Angka ini lebih tinggi dari alokasi pada 2025 yang sebesar Rp178,7 triliun.
Sri Mulyani menjelaskan, kenaikan tersebut menjadi bagian dari total anggaran pendidikan yang ditetapkan sebesar Rp757,8 triliun atau 20 persen dari belanja negara. Anggaran pendidikan tetap dijaga sesuai amanat Undang-Undang Dasar untuk mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia.
“Untuk biaya operasi sekolah, biaya operasi PAUD, dan tunjangan profesi guru yang manfaatnya dirasakan langsung oleh masyarakat,” kata Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna DPR RI Ke-3 Masa Sidang I, Kamis (21/8/2025).
Ia merinci, anggaran pendidikan 2026 disalurkan melalui beberapa skema. Transfer ke daerah dialokasikan Rp253,4 triliun, sementara Rp243,9 triliun dikelola kementerian dan lembaga, seperti Kemendikbudristek, Kementerian Agama, dan Kementerian PUPR.
Selain itu, pemerintah menganggarkan Rp223,6 triliun untuk Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi 71,9 juta siswa. Dari sisi pembiayaan, Rp37 triliun disiapkan untuk dana abadi pendidikan, penelitian, dana abadi pesantren, perguruan tinggi, revitalisasi sekolah, hingga pengembangan sekolah unggulan Garuda.
“Anggaran pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas guru, memperkuat pendidikan vokasi, dan peningkatan kualitas kurikulum sesuai kebutuhan dunia kerja,” ujar Sri Mulyani.
Pemerintah juga menegaskan komitmennya pada beasiswa. Program Indonesia Pintar (PIP) ditargetkan menjangkau 21,1 juta siswa, sedangkan Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP Kuliah) dialokasikan untuk 1,2 juta mahasiswa.
Selain itu, Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) akan memperluas beasiswa pada 2026 dengan target 4.000 penerima. Hingga kini, penerima beasiswa dari dana abadi pendidikan tercatat 574.878 orang, sementara penerima LPDP sudah mencapai 55.586 orang, terdiri atas lulusan magister, doktoral, hingga dokter spesialis.
“Ini adalah investasi negara pada generasi muda agar mereka menjadi generasi cerdas, inovatif, produktif yang siap membangun negaranya dan siap bersaing di panggung global,” pungkas Sri Mulyani.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Cita Auliana
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement