Bisnis Loyo, Biaya Mining Satu Bitcoin Kini Dapat Mencapai US$60.000
Kredit Foto: Freepik
Industri penambangan bitcoin menghadapi tantangan baru menyusul biaya energi listrik yang melonjak, ekspansi jaringan yang terus meningkat, serta perubahan kebutuhan infrastruktur akibat perkembangan kecerdasan buatan (AI).
Chief Financial Officer (CFO) Terawulf, Patrick Fleury mengatakan bisnis penambangan bitcoin kini berada dalam tekanan ketat. Dengan harga listrik sekitar lima sen per kilowatt jam, biaya untuk menambang satu bitcoin saat ini mencapai sekitar US$60.000.
Baca Juga: Waspada, Strategi Kripto Bitcoin Treasury Bisa Dongkrak Risiko Kredit!
“Penambangan bitcoin adalah bisnis yang sangat sulit. Margin keuntungan semakin menipis begitu biaya operasional lain dimasukkan,” kata Fleury, dilansir Senin (25/8).
Menurutnya, profitabilitas penambangan sangat bergantung pada kemampuan mendapatkan listrik berbiaya sangat rendah. Misalnya jika harga bitcoin dalam pasar berada di US$115.000. Itu artinya, hampir setengah pendapatan penambang terserap hanya untuk listrik.
Fleury juga menyoroti ekspansi tanpa henti yang dipicu produsen perangkat keras, terutama Bitmain. Perusahaan tersebut tetap memproduksi mesin penambangan meski permintaan menurun, dan kerap mengoperasikan sendiri perangkat tersebut dalam wilayah dengan listrik murah seperti Pakistan. Hal ini membuat tingkat kesulitan penambangan terus naik dan mempersempit margin bagi perusahaan lain.
Adapun Fleury dalam menghadapi tantangan ini mulai melakukan diversifikasi. Terawulf dan Google menandatangani kesepakatan senilai US$6,7 Miliar. Hal tersebut dilakukan mengonversi ratusan megawatt infrastruktur penambangan menjadi pusat data.
Baca Juga: ITB Resmi Kantongi Sertifikat Verifikasi BNSP untuk LSP P1, Siap Jadi Pusat Uji Kompetensi Nasional
“Kesepakatan ini butuh waktu empat hingga lima bulan dengan proses uji tuntas yang intensif. Saya bangga bisa menciptakan model baru yang semoga bisa direplikasi perusahaan lain di industri ini," ujar Fleury.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement