Kredit Foto: Wafiyyah Amalyris K
Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana meyakini Koperasi Desa/Kelurahan Desa Merah Putih (KDMP) dapat memajukan pariwisata daerah dengan membuka ruang integrasi ekosistem pariwisata lokal.
“Kami yakin keberadaan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih dapat mendorong kolaborasi antarpelaku usaha di destinasi sekaligus membuka ruang bagi integrasi ekosistem pariwisata lokal di mana petani, pengrajin, penyedia akomodasi, kuliner, dan pemandu wisata bisa saling mendukung dalam satu sistem ekonomi yang sehat dan adil,” kata Menpar, dikutip dari siaran pers Kemenpar, Senin (25/8).
Baca Juga: Pemerintah Perkuat Sinergi Dorong Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur
Kopdes Merah Putih yang baru diresmikan pada 21 Juli 2025 telah memberikan manfaat nyata bagi masyarakat Desa Wisata Tamanmartani, salah satu dari tiga desa percontohan nasional untuk program KDMP.
Ketua KDMP Tamanmartani, Mawardi, menjelaskan Koperasi Desa Merah Putih Tamanmartani, Sleman, DI Yogyakarta telah beroperasi sejak Senin (16/6/2025). Meski baru 2 bulan beroperasi, KDMP Tamanmartani telah memiliki 895 anggota dan disambut positif oleh masyarakat desa.
KDMP Tamanmartani menjalankan empat unit usaha, seperti klinik dan apotek, simpan pinjam, sembako, dan sarana produksi pertanian (saprotan). Keempat unit usaha bisa langsung berjalan dengan baik.
“Meski demikian, kami terus melakukan penyempurnaan, termasuk tenaga dan komoditas dagang,” kata Mawardi.
KDMP Tamanmartani juga mendukung dan menguatkan pengembangan pariwisata. KDMP berfungsi sebagai agregator yang memasarkan produk dan layanan anggota.
KDMP menyediakan wadah bagi UMKM lokal untuk menjual produk mereka langsung kepada wisatawan.
“Koperasi Desa Merah Putih Tamanmartani support system-nya ditopang produk oleh-oleh. Kami menerima berbagai produk dari UMKM yang ada di Desa Wisata Tamanmartani. Jadi di desa wisata ini mengusung wisata edukasi, wisatawan bisa belajar peternakan, berkebun, bertani, dan sebagainya. Nah hasil dari ternak, tani ini mereka juga bisa pasarkan di koperasi,” Kata Mawardi.
Pelaku usaha tidak perlu lagi berjuang sendiri untuk memasarkan produknya. Koperasi dapat berperan sebagai distributor, mengumpulkan produk dari berbagai anggota (petani, pengrajin, produsen kuliner), dan memasarkannya ke pasar yang lebih luas, baik secara lokal maupun digital, sehingga memperpendek rantai pasok dan meningkatkan daya tawar produk.
Pria berusia 58 tahun ini, menjelaskan ke depan nantinya para pelaku pariwisata di desa seperti pemilik homestay, UMKM, pengrajin bisa mengakses lebih mudah ke sumber pembiayaan, seperti pinjaman mikro dan perbankan untuk mengembangkan usaha, meningkatkan fasilitas, dan menciptakan produk-produk baru yang lebih berdaya saing.
“Waktu Bu Menteri Pariwisata ke sini, memberi arahan bahwa ini bisa dikerjasamakan dengan BNI. Jadi teman-teman pelaku pariwisata kalau butuh modal bisa lewat koperasi, lewatnya BNI. Mau pinjam KUR lewat kami bisa. Artinya layanan kami di sini bisa untuk membantu juga teman-teman pelaku wisata yang ada di Tamanmartani,” kata Mawardi.
Pinjaman yang diajukan pelaku pariwisata dapat digunakan untuk berbagai keperluan, seperti membangun fasilitas baru seperti gazebo, toilet, atau area parkir, membeli peralatan pendukung misalnya perlengkapan outbound, atau melakukan renovasi pada penginapan (homestay).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement