Kredit Foto: Ida Umy Rasyidah
Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada Agustus 2025 tercatat 53,55, naik 0,66 poin dari Juli 2025 sebesar 52,89. Angka ini menegaskan industri pengolahan nasional masih berada pada fase ekspansi, sekaligus lebih tinggi dibanding Agustus 2024 yang berada di level 52,40.
Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Febri Hendri Antoni Arif mengatakan kenaikan tersebut dipengaruhi oleh kinerja 21 dari 23 subsektor industri yang masih ekspansif. “Besarnya IKI Agustus 2025 ini masih ekspansi, terutama disebabkan karena ada 21 subsektor yang PDB besar itu berada di status ekspansif,” kata Febri dalam Rilis IKI Agustus 2025, Kamis (28/8/2025).
Subsektor dengan kinerja paling kuat tercatat pada industri alat angkutan lainnya (KBLI 30) serta industri percetakan dan reproduksi media rekaman (KBLI 18). Sementara itu, dua subsektor yang masih mengalami kontraksi adalah industri barang logam, bukan mesin dan peralatannya (KBLI 25), serta industri peralatan listrik (KBLI 33).
Baca Juga: Soal Kinerja Positif Industri Triwulan II-2025, Kemenperin Gunakan Indikator IKI dan PMI BI
Febri menjelaskan, pergerakan IKI dipengaruhi tiga variabel utama, yakni pesanan baru, produksi, dan persediaan produk. Pada Agustus 2025, pesanan baru mencatat kenaikan signifikan sebesar 2,98 poin menjadi 57,38. Persediaan produk juga meningkat ke level 57,04, sedangkan variabel produksi melemah tipis ke 44,84 dibandingkan bulan sebelumnya.
“Ada tiga variabel pembentuk IKI, yakni pesanan baru, produksi, dan persediaan produk. Nah, dari tiga variabel ini kenapa naik 53,55, perlu kami sampaikan nilai variabel pesanan baru mengalami peningkatan, 2,98 poin,” ujar Febri.
Baca Juga: Kemenperin Ungkap Faktor Pendorong Kenaikan IKI Juli 2025
Kemenperin menilai tren ekspansi ini menunjukkan daya tahan sektor industri pengolahan meski menghadapi ketidakpastian global. “Ini artinya demand, permintaan atas produk manufaktur Indonesia, baik ekspor maupun domestik itu sangat tinggi,” kata Febri.
Pembangunan industri pengolahan, lanjutnya, masih menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi nasional. Kemenperin menyebut kinerja subsektor ekspansif diharapkan terus menjaga momentum pertumbuhan sekaligus mendukung penyerapan tenaga kerja.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ida Umy Rasyidah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement