Kredit Foto: Suara.com
Indonesia menajamkan citra sebagai wisata bahari bagi dunia melalui kegiatan Wisata Pengenalan atau Familiarization Trip (Famtrip) untuk pelaku usaha perjalanan wisata selam dari negara-negara di kawasan ASEAN.
Kegiatan tersebut sekaligus merupakan upaya Kementerian Pariwisata (Kemenpar) memperkuat dan mempromosikan segmen wisata minat khusus utamanya wisata bahari atau marine tourism.
Baca Juga: RI Promosikan Kuliner Lokal Berbasis Rempah ke Dunia Lewat Program S’RASA
Kegiatan Famtrip yang telah dilaksanakan pada 18 - 24 Agustus 2025 di Alor, Nusa Tenggara Timur diikuti oleh lima pelaku usaha dive center asal Malaysia dan Singapura yaitu Divertainment, Seapixels Dive Team, Scuba Spirit, The Dive Company, dan The Submersibles.
Deputi Bidang Pemasaran Kemenpar Ni Made Ayu Marthini mengatakan Famtrip ini menjadi salah satu upaya promosi wisata minat khusus bahari sebagai bagian dari program unggulan Kemenpar salah satunya Pariwisata Naik Kelas.
Lebih lanjut, Ni Made Ayu Marthini menjelaskan wisata minat khusus selam merupakan segmen unggulan yang menjadi daya tarik wisatawan mancanegara. Oleh karena itu, melalui program Pariwisata Naik Kelas diharapkan dapat menjadi stimulus dalam mendorong pengembangan pariwisata yang berkualitas, sekaligus memberikan manfaat ekonomi yang lebih luas dan merata bagi masyarakat.
“Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman hayati yang unggul di mata dunia. Kegiatan Famtrip ini sekaligus menajamkan citra Indonesia sebagai destinasi wisata bahari bagi pasar wisatawan mancanegara, khususnya untuk segmen diver,” kata Ni Made, dikutip dari siaran pers Kemenpar, Sabtu (30/8).
Pulau Alor dipilih karena selama ini menjadi tujuan atau destinasi selam terbaik di Indonesia.
Di Alor, para peserta mendapatkan pengalaman menyelam di beberapa titik selam populer, seperti Kalabahi Bay, Apuri Bay, dan Wolang Wall.
Para peserta Famtrip juga mendapatkan pengalaman unik bertemu dengan Mawardi, seekor ikan duyung atau dugong yang berada di sekitar Pantai Mali.
Tidak hanya menikmati pengalaman menyelam, para peserta Famtrip juga berkesempatan mengunjungi dua desa wisata di Alor yang kaya akan budaya lokal, yaitu Desa Takpala dan Desa Umapura.
“Land tour ini tidak hanya menambah khazanah budaya setempat dalam perjalanan mereka, tetapi sekaligus mengakomodasi kebutuhan para penyelam untuk menjalani masa tunggu pasca-selam, yaitu waktu jeda minimal 18 hingga 24 jam yang disarankan sebelum melakukan penerbangan demi menjaga keselamatan dan kesehatan pasca-penyelaman,” ujar Made.
Di Desa Takpala, peserta disambut dengan beberapa tarian sambutan suku Abui yaitu Lego Lego dan Cakalele. Tidak hanya menonton, peserta Famtrip turut menari bersama dalam balutan busana adat suku Abui. Selepas mengikuti tarian, peserta diajak berkeliling melihat rumah adat, berbagai kerajinan serta aksesoris yang dijajakan oleh penduduk.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement