Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Direktur Welly menyampaikan, ekspor perdana ini terwujud berkat kerja sama dengan Kara serta dukungan penuh dari Atase Perdagangan RI di Kuala Lumpur. Berkat sinergi berbagai pihak, produk Finna kini berhasil menembus pasar di 35 negara di enam benua.
“Dari sisi sosial, kami berkomitmen untuk terus memberikan manfaat bagi masyarakat, salah satunya melalui pemberdayaan tenaga kerja. Saat ini, sekitar 60 persen karyawan PT Sekar Laut adalah perempuan,” ujar Welly.
Kinerja ekspor produk makanan olahan tepung Indonesia, termasuk kerupuk udang, terus menunjukkan tren positif. Pada Januari–Juni 2025, ekspor kategori ini mencapai USD 65 juta atau tumbuh 21 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Pesaing utama Indonesia di pasar global meliputi Jerman, Irlandia, Malaysia, Belanda, dan Denmark. Tantangan ekspor juga datang dari persyaratan ketat negara tujuan, khususnya Malaysia, seperti sertifikasi halal, Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP), serta efisiensi logistik.
Untuk produk kerupuk udang, Indonesia mencatat pertumbuhan positif dengan tren 1,96 persen selama 2020–2024. Saat ini, Indonesia menempati peringkat ke-18 eksportir dunia dengan pangsa 1,36 persen. Negara tujuan utama ekspor kerupuk udang Indonesia tahun 2024 adalah Filipina dengan nilai ekspor mencapai USD 57,35 juta dan pangsa 40,89 persen, Malaysia USD 30,48 juta (21,73 persen), Korea Selatan USD 15,89 juta (11,33 persen), Uni Emirat Arab USD 8,99 juta (6,42 persen), dan Belanda USD 6,05 juta (4,32 persen).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement