Kredit Foto: Youtube
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, buka suara terkait rumahnya yang kembali menjadi sasaran penjarahan untuk kedua kalinya. Ia berharap publik dapat memafkan kekurangan yang ada pada dirinya ketika membantu Presiden Prabowo sebagai Menteri Keuangan.
"Kami mohon maaf, pasti masih banyak sekali kekurangan. Bismillah, kami perbaiki terus menerus," kata Sri Mulyani melalui akun Instagram, Senin (1/9/2025).
Meski begitu, Ia menegaskan, tindakan anarki tidak akan menghalangi komitmennya menjalankan amanah negara dengan integritas dan profesionalisme.
Baca Juga: Sri Mulyani Dikabarkan Mundur dari Kabinet, Wamenkeu Kompak Diam
“Saya memahami membangun Indonesia adalah sebuah perjuangan yang tidak mudah, terjal, dan sering berbahaya. Para pendahulu kita, telah melalui itu. Politik adalah perjuangan bersama untuk tujuan mulia kolektif bangsa, tetap dengan etika dan moralitas yang luhur,”
Ia juga menyampaikan apresiasi atas simpati dan dukungan publik, mulai dari masyarakat umum, akademisi, pelaku usaha, hingga netizen.
“Terimakasih kepada seluruh masyarakat umum termasuk netizen, guru, dosen, mahasiswa, media masa, pelaku usaha UMKM, Koperasi, usaha besar, dan semua pemangku kepentingan yang terus menerus menyampaikan masukan, kritikan, sindiran bahkan makian, juga nasihat. Juga doa dan semangat untuk kami berbenah diri. Itu adalah bagian dari proses membangun Indonesia,” ujarnya.
Baca Juga: Demo Berlanjut, Sri Mulyani Batalkan Rilis APBN KiTA Agustus 2025
Sri Mulyani mengingatkan bahwa Indonesia memiliki mekanisme hukum yang jelas untuk menyelesaikan perbedaan pandangan, mulai dari judicial review ke Mahkamah Konstitusi hingga pengadilan umum. Menurutnya, tindakan intimidasi dan kekerasan justru mencederai demokrasi.
“Tugas negara harus dilakukan dengan amanah, kejujuran, integritas, kepantasan dan kepatutan, profesional, transparan, akuntabel, dan jelas kami dilarang korupsi. Ini adalah kehormatan dan sekaligus tugas luar biasa mulia,” tuturnya.
Di akhir pernyataannya, ia mengajak masyarakat menjaga persatuan serta mengedepankan cara-cara beradab dalam menyuarakan aspirasi.
“Mari kita jaga dan bangun Indonesia bersama, tidak dengan merusak, membakar, menjarah, memfitnah, pecah belah, kebencian, kesombongan, dan melukai dan mengkhianati perasaan publik,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ida Umy Rasyidah
Editor: Djati Waluyo
Tag Terkait:
Advertisement