Kredit Foto: Kliring Berjangka Indonesia
Harga bitcoin kembali bergerak volatil, sempat anjlok ke level sekitar US$107.000 di Senin (1/9). September secara historis dikenal sebagai bulan terlemah bagi bitcoin, dengan median penurunan sekitar 5%.
LVRG Research Analyst, Nick Ruck mengatakan bahwa selain bulan yang lemah, pasar juga menyoroti pergerakan saham terkait bitcoin seperti Strategy (MSTR). Premium saham perusahaan terhadap harga bitcoin mulai menurun, memicu keraguan investor terhadap strategi keuangan yang sangat bergantung pada akumulasi kripto.
Baca Juga: El Salvador Putuskan Ubah Sistem Penyimpanan Bitcoin
“Kesulitan mereka mempertahankan premiumnya atas bitcoin mencerminkan pergeseran pasar yang lebih luas. Investor mulai mempertanyakan keberlanjutan model korporasi yang hanya fokus menimbun kripto, apalagi dengan tren bulan ini yang cenderung bearish,” kata Nick Ruck, dilansir Selasa (2/9).
Ruck menambahkan bahwa pelemahan ini menandai kematangan pasar kripto, di mana kerentanan struktural dan persaingan makin memaksa investor menilai ulang faktor pendorong nilai jangka panjang di luar sekadar proxy bitcoin.
Ke depan, arah pasar bisa dipengaruhi kebijakan moneter dari Amerika Serikat (AS). Ekspektasi pemangkasan suku bunga yang menguat menjelang bulan ini berpotensi mengurangi tekanan musiman.
Baca Juga: Eric Trump: AS dan China Kunci Masa Depan Bitcoin CS
Namun, arus keluar dari produk exchange traded fund (ETF) kripto atau gejolak di pasar saham bisa memperkuat pola historis dan menyeret bitcoin menuju US$100.000.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement