Innoquest Laboratorium & Royal Progress Hospital Gelar Seminar Antimicrobial Stewardship Terakreditasi Kemenkes
Kredit Foto: Ists
Setelah sukses menyelenggarakan CME pertama dengan topik “Stroke and Cerebral Vascular Disorders” secara internal pada bulan April lalu, Innoquest Laboratorium bersama Royal Progress Hospital kembali menghadirkan Continuing Medical Education (CME) yang kedua untuk internal dan eksternal dengan tema “Behind Every Prescription: The Power of Antimicrobial Stewardship.”
Resistensi antimikroba (AMR) saat ini menjadi salah satu ancaman kesehatan global terbesar. Melalui edukasi Antimicrobial Stewardship (AMS), penggunaan antibiotik diharapkan dapat lebih tepat sasaran baik dalam pemilihan jenis, dosis, maupun durasi—berdasarkan hasil diagnostik laboratorium yang presisi.
Kolaborasi Innoquest Laboratorium dengan Royal Progress Hospital, yang telah terjalin sejak Desember 2024, menghadirkan teknologi diagnostik global untuk mendukung dokter di Royal Progress Hospital dalam mengambil keputusan pengobatan berbasis data yang akurat.
Yosua Gunawan selaku Chief Operating Officer Innoquest Indonesia, menyampaikan, lebih dari tiga dekade pengalaman Pathology Asia Holdings di Asia Tenggara menjadi modal utama kami untuk menghadirkan laboratorium berkelas dunia di Indonesia.
Kolaborasi dengan Royal Progress Hospital ini bukan hanya tentang teknologi, tetapi tentang menghadirkan harapan baru bagi pasien melalui diagnosis yang lebih tepat dan hasil klinis yang lebih baik.
Dalam kesempatan yang sama, Derice Sumantri selaku Direktur PT Royal Progress dan CEO Progress Healthcare, mengatakan, sebagai rumah sakit yang telah melayani pasien sejak 1991 selama lebih dari 33 tahun, kolaborasi kami dengan Innoquest adalah sebagian dari komitmen terhadap keselamatan pasien berstandar internasional.
Dengan demikian, pelayanan RS Royal Progress tetap menjaga kualitas ketepatan diagnosa dan berkomit untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan.
"Harapan saya adalah dengan adanya laboratorium berstandar internasional, RS Royal Progress dapat memberikan hasil lebih cepat, tepat dan ‘accountable’. Langkah ini tentunya untuk mendukung program nasional Kementerian Kesehatan untuk menanggulangi resistensi antimikroba yang tentunya penting dilengkapi melalui edukasi dan akses ke layanan kesehatan global," ujar Sumantri.
Seminar ini menghadirkan para pakar terkemuka, di antaranya Prof. Dr. dr. Rianto Setiadudy, Sp.FK (Farmakologi Klinik), Dr. dr. Latre Buntaran, Sp.MK(K) (Mikrobiologi Klinik), Prof. Dr. dr. Amir Sjarifuddin Madjid, Sp.An-KIC (Intensive Care), serta dr. Adeline Intan Pratiwi Pasaribu, Sp.PD (Penyakit Dalam).
Acara dikemas dalam bentuk sesi ilmiah dan diskusi panel interaktif, memberikan wawasan praktis kepada peserta untuk memperkuat peran AMS di rumah sakit masing-masing.
Para pembicara sepakat bahwa keberhasilan AMS membutuhkan pendekatan komprehensif. Prof. DR. dr. Rianto Setiadudy, SpFK(K) menekankan bahwa Antibiotic Stewardship pada dasarnya adalah cara mengatur penggunaan antibiotik agar tepat sasaran—baik jenis, dosis, maupun durasinya. Dengan begitu, antibiotik tetap efektif melawan penyakit dan risiko resistensi bisa ditekan.
Dr. dr. Latre Buntaran, Sp.MK(K) menyampaikan bahwa resistensi kuman tidak bisa dicegah hanya dengan tindakan dokter saja. Rumah sakit perlu punya strategi yang menyeluruh—mulai dari edukasi tenaga medis, aturan kebijakan, hingga pemantauan data resistensi di lapangan.
Prof. DR. dr. Amir S. Madjid, SpAn-KIC menegaskan bahwa ICU adalah area paling rawan terjadinya resistensi. Karena itu, pemantauan antibiotik di ICU harus ekstra ketat dan melibatkan banyak pihak. Tim yang terdiri dari dokter, perawat, farmasis, dan mikrobiolog perlu bekerja bersama agar terapi pasien kritis tetap aman dan efektif.
dr. Adeline Intan Pratiwi Pasaribu, Sp.PD menjelaskan bahwa setiap pasien punya kondisi berbeda, apalagi yang kompleks. Menurutnya dengan prinsip pharmacokinetics dan pharmacodynamics, dokter bisa menentukan dosis dan lama penggunaan antibiotik yang paling pas—cukup kuat melawan infeksi, tapi tetap aman bagi tubuh pasien.
Sebagai penutup, moderator dr. Pande Pathni, Sp.PK merangkum pandangan seluruh pembicara:
“Para narasumber sepakat bahwa kunci melawan resistensi kuman adalah penggunaan antibiotik yang cerdas. Mulai dari pengaturan yang tepat, strategi rumah sakit, pengawasan ketat di ICU, hingga penentuan dosis yang sesuai kondisi pasien. Dan yang paling penting, semua itu hanya bisa berhasil bila dilakukan secara multidisiplin: dokter, perawat, farmasis, mikrobiolog, hingga tim pengendalian infeksi, bekerja sebagai satu kesatuan.”
Dr. Ivan R. Setiadarma, MM selaku Direktur Utama Royal Progress Hospital yang juga hadir dan memberi sambutan. Dikatakan, melalui acara ini, pihaknya juga berharap dapat menjadi pelopor penerapan Antimicrobial Stewardship yang komprehensif. Selain itu, kolaborasi yang terjalin antara kami dengan Innoquest Indonesia dapat berjalan secara maksimal, terutama dalam hal pengembangan layanan kesehatan yang mengutamakan ketepatan diagnosa dan keselamatan pasien.
Dengan dukungan SKP Kemenkes, acara ini diharapkan dapat menjadi motor penggerak kesadaran dan implementasi AMS di Indonesia, sekaligus memperkuat posisi Royal Progress Hospital sebagai pusat edukasi AMS di Jakarta Utara.
Seminar ini tidak hanya membahas pentingnya penggunaan antibiotik secara bijak, tetapi juga menyoroti tantangan sehari-hari dalam mencegah penyebaran kuman yang kebal di rumah sakit.
Topik yang diangkat mulai dari cara menjaga pengendalian infeksi di ruang ICU, bagaimana menentukan dosis antibiotik yang tepat, hingga peran tim PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi) dalam mencegah infeksi yang muncul selama pasien dirawat.
Melalui diskusi interaktif, peserta mendapatkan wawasan praktis tentang pentingnya kerja sama antara dokter, laboratorium, dan manajemen rumah sakit untuk memastikan keberhasilan program AMS.
Sebagai bagian dari komitmen jangka panjang, acara edukatif seperti ini akan terus menjadi agenda rutin, wujud kolaborasi Innoquest Laboratorium dengan Royal Progress Hospital dalam menghadirkan inspirasi dan edukasi terkini dari perspektif global ke Indonesia, sehingga tenaga medis selalu mendapatkan wawasan terbaru untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement