Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mata Ulin Asa: FIK UI Berdayakan Masyarakat Tambora Cegah Stunting Saat Situasi Bencana

Mata Ulin Asa: FIK UI Berdayakan Masyarakat Tambora Cegah Stunting Saat Situasi Bencana Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) kembali menunjukkan komitmennya dalam menjawab permasalahan kesehatan masyarakat melalui program Pengabdian Masyarakat (Pengmas) di Kelurahan Tambora, Jakarta Barat. Program yang dijalankan ini bertajuk “Mata Ulin Asa” (Masyarakat Tanggap Darurat Lindungi MP-ASI Adekuat).

Program ini berfokus pada pencegahan stunting saat bencana melalui edukasi gizi dan pemberdayaan masyarakat. Pengmas ini bekerjasama dengan Kidzsmile Foundation dan Sentra Laktasi Indonesia (Selasi).

Kegiatan dilaksanakan selama dua hari, sesi pertama di tanggal 19 Agustus via Zoom Meeting yang diikuti tim Satgas (Satuan Tugas) Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) sejumlah 20 orang yang terdiri dari kader kesehatan tiap perwakilan RT dan ibu PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) Kelurahan Tambora, perwakilan stakeholder, serta tokoh masyarakat. Pada kesempatan ini, peserta menerima materi mengenai pentingnya pemenuhan gizi anak, manajemen pemberian MP-ASI dalam kondisi darurat, serta strategi pencegahan stunting berbasis komunitas. Diakhir sesi, tim Satgas berdiskusi menu yang akan dimasak saat praktik nantinya. Sesi daring ini menjadi bekal awal bagi peserta untuk lebih memahami pentingnya peran mereka dalam menjaga ketahanan gizi untuk anak di bawah dua tahun (Baduta) saat bencana.

Kegiatan berlanjut secara tatap muka pada tanggal 22 Agustus 2025 di Kelurahan Tambora. Lebih dari 30 peserta yang terdiri dari ibu baduta, kader kesehatan, dan masyarakat setempat hadir dalam acara ini. Pada hari kedua ini, peserta mendapatkan pelatihan praktik pembuatan MP-ASI yang kemudian MP-ASI tersebut didistribusikan kepada 50 anak yang disesuaikan berdasarkan usia, dan tekstur dari MP-ASI. Simulasi kesiapsiagaan pangan saat bencana khususnya banjir dan kebakaran yang rawan terjadi dipraktekkan oleh para pakar MP ASI. 

Baca Juga: Danone Specialized Nutrition Indonesia Tekankan Peran Nutrisi sebagai Fondasi Utama Kesehatan Preventif

Tambora merupakan salah satu wilayah paling padat penduduk di Jakarta Barat. Kondisi geografis yang rawan bencana turut memperburuk tantangan pemenuhan gizi masyarakat, khususnya bagi anak-anak. Situasi darurat sering kali menghambat akses terhadap pangan bergizi, layanan kesehatan, serta sanitasi yang layak.

Program “Mata Ulin Asa” hadir sebagai solusi inovatif melalui pembentukan komunitas tanggap bencana untuk pemenuhan gizi anak, khususnya MP-ASI. Inisiatif ini tidak hanya memberi penyuluhan, tetapi juga menekankan praktik nyata dan simulasi kesiapsiagaan agar masyarakat dapat lebih mandiri menghadapi krisis.

Program ini berjalan berkat sinergi berbagai pihak. Kidzsmile Foundation mendukung aspek fasilitasi kebencanaan, sedangkan Selasi memberikan kontribusi keilmuan terkait konseling laktasi dan standar pemberian MP-ASI.

Ketua Tim Pengabdian, Prof. Dr. Nani Nurhaeni, S.Kp., M.N., menegaskan:

“Melalui Mata Ulin Asa, kami ingin membekali masyarakat dengan keterampilan praktis agar kebutuhan gizi anak tetap terpenuhi meski dalam kondisi bencana. Keterlibatan aktif masyarakat menjadi kunci dalam pencegahan stunting.”

Perwakilan Kidzsmile Foundation menambahkan:

“Masalah gizi anak bukan hanya tanggung jawab pemerintah dan keluarganya saja, namun tanggung jawab bersama (semua orang), kolaborasi multisektor dibutuhkan untuk menangani masalah stunting di Indonesia.”

Selain memberikan manfaat langsung bagi 50 anak baduta, program ini juga membekali masyarakat dengan keterampilan baru untuk menyiapkan MP-ASI pada kondisi darurat. Dengan metode partisipatif, ma syarakat Tambora tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga penggerak utama dalam menjaga ketahanan gizi anak.

Kegiatan ini juga sejalan dengan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya Zero Hunger (SDG 2), Good Health and Well-being (SDG 3), Gender Equality (SDG 5), serta Clean Water and Sanitation (SDG 6).

“Kami optimis, Mata Ulin Asa akan menjadi gerakan berkelanjutan. Melalui keterlibatan masyarakat, dukungan pemerintah, dan pendampingan akademisi, Indonesia mampu melahirkan generasi yang lebih sehat dan tangguh, bahkan di tengah kondisi darurat sekalipun,” tutup Prof. Nani.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Istihanah
Editor: Istihanah

Advertisement

Bagikan Artikel: