Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

MTI Kritik Subsidi Motor Listrik, Tidak Sentuh Akar Masalah

MTI Kritik Subsidi Motor Listrik, Tidak Sentuh Akar Masalah Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menyebut kebijakan subsidi motor listrik yang digulirkan pemerintah salah sasaran dan kontra-produktif.

Pasalnya, kebijakan ini dinilai tidak menjawab persoalan menurunnya daya beli masyarakat yang saat ini semakin tertekan.

Ketua Umum MTI, Tory Damantoro, menegaskan subsidi untuk pembelian motor listrik hanya mendorong konsumsi baru, bukan meringankan beban hidup masyarakat. 

“Di tengah tabungan masyarakat yang habis dan tekanan inflasi, pemerintah justru mendorong konsumsi baru melalui subsidi motor listrik. Ini malah akan memberi beban baru, bukan obat bagi rakyat yang butuh kebijakan untuk meringankan pengeluaran, dan menambah pendapatan,” ujarnya, Rabu (10/9/2025).

Baca Juga: Pakar Otomotif ITB: Stimulus Motor Listrik Bakal Percepat Transisi Energi di Sektor Transportasi

MTI menilai, motor listrik adalah produk konsumtif yang justru menciptakan liabilitas baru berupa cicilan dan biaya perawatan. Kondisi ini berlawanan dengan kebutuhan masyarakat yang tengah menghadapi penurunan pendapatan dan keterbatasan daya beli.

Tory menyarankan pemerintah untuk mengalihkan kebijakan ke arah yang lebih menyentuh kebutuhan mendasar.

Baca Juga: Insentif dari Pemerintah untuk Sepeda Motor Listrik, Pemerintah: Tetap Agustus

Menurutnya, subsidi transportasi publik akan langsung terasa manfaatnya karena mampu menekan biaya hidup dan menambah disposable income keluarga miskin.

“Subsidi angkutan umum adalah cara paling efektif untuk pengentasan kemiskinan struktural. Biaya transportasi yang dihemat akan langsung bisa dialihkan untuk beli makan, sekolahkan anak, atau berobat,” kata Tory.

Selain itu, MTI juga menekankan bahwa pengalihan subsidi motor listrik ke angkutan umum selaras dengan program prioritas pemulihan ekonomi. Mereka menilai dana subsidi lebih tepat untuk sektor yang memiliki efek berganda (multiplier effect) pada lapangan kerja dan perlindungan sosial.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Azka Elfriza
Editor: Annisa Nurfitri

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: