Drone Emprit Soroti 24 Jam Baru Dilantik Jadi Menkeu, Purbaya Sudah Munculkan Sentimen Negatif
Kredit Foto: Cita Auliana
Pendiri analisa sosial media Drone Emprit, Ismail Fahmi mengatakan berdasarkan analisis mendalam terhadap 150 sampel data pilihan dari berbagai platform media online dan sosial, penunjukan Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan baru menggantikan Sri Mulyani Indrawati telah memicu turbulensi persepsi yang signifikan dalam 24 jam pertama masa jabatannya.
"Analisis ini mengidentifikasi adanya dikotomi tajam antara narasi resmi pemerintah dan reaksi organik publik, yang didominasi oleh sentimen negatif akibat serangkaian peristiwa pemicu. Persepsi publik yang terbentuk bersifat multifaset, kompleks, dan sangat reaktif, berpusat pada isu komunikasi, empati, dan kompetensi yang diperbandingkan secara langsung dengan figur pendahulunya," kata Ismail di akun media sosialnya.
Ia menyebut pemicu utama sentimen negatifnya adalah pernyataan kontroversial mengenai tuntutan "17+8"
"Langkah awal analisis mengidentifikasi bahwa sumber utama sentimen negatif berasal dari pernyataan pertama Purbaya Yudhi Sadewa saat merespons tuntutan publik "17+8".
Kutipan lengkapnya, seperti yang dilaporkan oleh banyak sumber, adalah: "Saya belum mempelajari itu. Tapi basically begini, itu kan suara sebagian kecil rakyat kita. Kenapa mungkin sebagian ngerasa keganggu hidupnya masih kurang, ya Once saya ciptakan pertumbuhan ekonomi 6% 7%, itu akan hilang dengan otomatis. Mereka akan sibuk cari kerja dan makan enak dibandingkan mendemo."
"Pernyataan ini secara universal diasosiasikan sebagai tindakan yang meremehkan, kurang berempati, dan menyederhanakan aspirasi publik yang kompleks menjadi sekadar masalah ekonomi perut. Akun Twitter @e100ss dalam "Catatan Pemred" secara tajam mengkritiknya sebagai "Seni Berbicara yang Lupa Empati", yang merefleksikan persepsi umum bahwa Menkeu baru gagal menunjukkan kepekaan sosial di hari pertamanya.
Tak hanya itu, sentimen negatif juga muncul usai muncul video anak Purbaya.
Ismail mengatakan analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa persepsi negatif terhadap Purbaya diperparah oleh munculnya kembali konten lama dari putranya, Yudo Sadewa.
Sebuah unggahan viral yang dibagikan oleh akun Twitter berpengaruh @tanyakanrl dengan 3,3 juta pengikut, mengutip pernyataan Yudo Sadewa: "kata yudo sadewa, anak menkeu baru purbaya, “orang miskin itu karena males, banyak ngeluh dan mental ngemis” ((sambil pamerin kartu bca prioritasnya))".
Kesimpulan dari Ismail adalah pernyataan Purbaya menciptakan asosiasi yang sangat merusak, membangun narasi bahwa pandangan yang dianggap arogan dan tidak peka terhadap kesulitan rakyat adalah sifat yang menurun dalam keluarga.
"Tantangan terbesar bagi Purbaya Yudhi Sadewa saat ini bukan hanya membuktikan kompetensi ekonominya, tetapi juga melakukan perbaikan citra secara fundamental untuk membangun kembali kepercayaan dan legitimasi di mata publik yang sudah terlanjur skeptis," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement