Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

TBS Genjot Ekspansi Motor Listrik Lewat Electrum

TBS Genjot Ekspansi Motor Listrik Lewat Electrum Kredit Foto: TBS
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) menegaskan arah transformasi bisnisnya melalui penguatan ekosistem kendaraan listrik (EV) meski kinerja keuangan semester I-2025 masih tertekan penurunan harga batu bara.

Direktur TBS, Juli Oktarina, menjelaskan pendapatan TOBA turun 31% menjadi US$172,21 juta dibandingkan periode sama tahun lalu. Penurunan itu terutama disebabkan anjloknya harga batu bara sejak semester II-2024.

Selain itu, perusahaan membukukan rugi akuntansi sebesar US$96,87 juta akibat divestasi dua PLTU, yang bersifat nonkas dan hanya terjadi satu kali.

“Meski mencatat kerugian akuntansi, posisi kas perseroan justru bertambah US$123 juta dari divestasi tersebut, yang akan kami gunakan untuk mempercepat ekspansi bisnis baru,” ujar Julie dalam paparan publik, Jumat (12/9/2025).

Baca Juga: Jual Saham TOBA, Bos TBS Energi Kantongi Cuan Rp329,10 Juta

Salah satu penopang utama transformasi TOBA adalah bisnis kendaraan listrik melalui Electrum, perusahaan patungan dengan Goto Group. Gita Sjahrir, Managing Director Investor Relations TOBA, menyampaikan hingga saat ini Electrum telah mengoperasikan sekitar 5.400 unit motor listrik dan 320 stasiun penukaran baterai di Jabodetabek.

“Electrum melayani 18.500 kali penukaran baterai per hari dan telah mencatat jarak tempuh lebih dari 170 juta kilometer. Potensi pasar motor listrik di Indonesia bisa mencapai US$7 miliar per tahun,” ungkap Gita.

Electrum saat ini berfokus pada segmen pengemudi jarak jauh, pengemudi ojek daring, dan mitra ride-hailing. Selain Gojek, armada motor listrik Electrum juga telah digunakan oleh Grab, dengan total sekitar 20.000 unit kendaraan listrik yang dioperasikan kedua raksasa transportasi daring tersebut.

Baca Juga: Pendapatan Anjlok, TBS Rugi USD 115 Juta di Tengah Transisi Bisnis Hijau

Juli menambahkan, diversifikasi ke bisnis berkelanjutan mulai terlihat dari kontribusi pendapatan. Pada semester I-2025, waste management menyumbang 35% dari total revenue, sedangkan bisnis EV sudah berkontribusi 2%. Sementara itu, batubara yang dulu menjadi penopang utama kini hanya memberikan kontribusi sekitar 53%.

“Kami yakin strategi transformasi yang menitikberatkan pada waste management, renewable energy, dan kendaraan listrik akan memperkuat fondasi pertumbuhan jangka panjang, sekaligus mengurangi ketergantungan pada fluktuasi harga komoditas,” ujar Juli.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Djati Waluyo

Advertisement

Bagikan Artikel: