Banjir Bali, Menteri LH: Stop Konversi Lahan, Bali Tak Bisa Lagi Kehilangan Hutan
Kredit Foto: Ist
Banjir besar yang melanda Bali pada 10 September 2025 menewaskan 17 orang dan menyebabkan lima orang lainnya hilang. Curah hujan ekstrem sehari sebelumnya mencapai 245,75 milimeter—setara 121 juta meter kubik air di Daerah Aliran Sungai (DAS) Ayung—menghantam permukiman dan infrastruktur serta diperparah timbunan sampah yang menutup aliran sungai.
Menteri Lingkungan Hidup/Kepala BPLH, Hanif Faisol Nurofiq, mengatakan krisis tutupan hutan menjadi faktor yang memperburuk bencana. Dari total 49.500 hektare luas DAS Ayung, hanya 1.500 hektare atau 3 persen yang masih memiliki hutan. Padahal, secara ekologis minimal dibutuhkan 30 persen agar ekosistem berfungsi optimal.
“Dari 49.500 hektare DAS Ayu, hanya 1.500 hektare atau 3 persen yang masih memiliki tutupan pohon. Padahal secara ekologis dibutuhkan minimal 30 persen,” ungkap Hanif dalam keterangan tertulis yang diterima, Minggu (14/9/2025).
Baca Juga: Menteri LH Kerahkan 1.100 Relawan Bersihkan Sisa Banjir di Bali
Hanif menegaskan arah kebijakan nasional terkait konversi lahan. “Kita semua akan melakukan pengawasan ketat termasuk upaya untuk menghindari sejauh mungkin terjadinya konversi-konversi lahan yang tidak diperlukan, jadi kita mengharapkan tidak ada lagi konversi-konversi lahan untuk kegiatan terbangun seperti pembangunan villa, cottage dan lain sebagainya yang akan mengganggu serapan air,” ujarnya.
Selain pengawasan lahan, penanganan sampah juga menjadi sorotan. “Persoalan sampah harus ditangani di sumbernya. Tidak boleh lagi hanya dipindah, karena sudah memperparah bencana dengan korban jiwa,” tegas Menteri Hanif.
Pemerintah pusat dan daerah berkomitmen memperkuat pengawasan lingkungan, merehabilitasi kawasan hulu sungai, mengevaluasi tata ruang, dan menegakkan hukum terhadap pelanggaran lingkungan.
Baca Juga: Prabowo Blusukan ke Gang Banjir Bali, Temui Warga hingga Sapa Anak-Anak
“Momentum ini harus menjadi pengingat bagaimana kita menjaga alam Bali agar tetap lestari dan tangguh menghadapi bencana,” pungkas Hanif.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Djati Waluyo
Tag Terkait:
Advertisement