FUTR Percepat Pembangunan Geothermal di Baturraden, Potensi Nasional Masih 90% Belum Digarap
Kredit Foto: FUTR
Indonesia masih menyimpan cadangan energi panas bumi atau geothermal yang besar, mencapai 23.742 Megawatt (MW). Namun, baru sekitar 10 persen yang termanfaatkan. PT Sejahtera Alam Energy, anak usaha PT Futura Energi Global Tbk (FUTR), kini mempercepat pengembangan proyek geothermal di Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Baturraden, Jawa Tengah, sebagai bagian dari upaya mengoptimalkan potensi tersebut.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan, Indonesia menempati posisi kedua produsen listrik panas bumi terbesar di dunia dengan kapasitas terpasang 2.744 MW, di bawah Amerika Serikat dengan 3.937 MW.
“Geothermal adalah salah satu sumber energi baru terbarukan, dan Indonesia mempunyai cadangan yang cukup besar, terbesar di dunia. Dan dari sini, baru kurang lebih sekitar 10 persen yang bisa kita kelola. Artinya masih ada 90 persen potensi ini,” kata Bahlil saat membuka Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2025 di JCC, Jakarta, Rabu (17/9/2025).
Baca Juga: FUTR Bongkar Alasan Strategis Masuknya Ardhantara sebagai Calon Pengendali Baru
Sebagai tindak lanjut, Kementerian ESDM mempercepat lelang WKP melalui platform digital Genesis yang diluncurkan pada 2024. Penyederhanaan regulasi juga ditempuh agar investor lebih tertarik masuk ke sektor geothermal.
“Salah satu yang tidak disukai investor adalah aturan yang berbelit-belit. Semakin berbelit aturan, semakin tidak disukai oleh investor. Maka program kami waktu satu tahun kemarin adalah memangkas berbagai tahapan regulasi yang menghambat proses percepatan dalam bidang geothermal. Kita memangkas semuanya,” ujar Bahlil.
Komisaris Utama Aurora Dhana Nusantara, Ardhantara Anggara Suryawan, menilai langkah pemerintah positif. Menurutnya, arah energi masa depan adalah green energy, sehingga FUTR telah lebih dulu masuk ke sektor tersebut dengan rencana memperluas ke solar PV, Fame, LPG, hingga green hydrogen.
“Karena kita melihat ke depannya itu akan semakin menuju ke green. Dan elektrifikasinya juga produk-produk green itu mencari produksi listrik yang memang berasal dari green. Sehingga semua proses dari penghasilan listrik sampai menjadi produk itu semuanya green,” ujar Anggara.
Baca Juga: FUTR Targetkan 100 MW Energi Terbarukan dalam Lima Tahun
Selain Baturraden, FUTR masih mencari lokasi lain untuk pengembangan geothermal. Namun, Anggara menyebut proses eksplorasi hingga commercial operation date (COD) butuh waktu panjang. Untuk proyek Baturraden, FUTR juga tengah menunggu masuknya investor strategis.
“Kita masih mencari aset-aset lain. Tapi, karena secara timing itu mulai dari identifikasi sampai COD itu kalau geothermalpanjang,” jelasnya.
Ia menambahkan, calon investor strategis sudah menyatakan minat untuk masuk ke proyek Baturraden. “Dia sudah datang dan berminat untuk investasi di kita. Kita sudah mulai berbicara agar detail. Makanya tadi mereka ada berbicara,” ujarnya.
Dalam rangkaian IIGCE 2025, Bahlil juga menyaksikan penandatanganan tujuh nota kesepahaman di sektor pendidikan, capacity building, hingga kerja sama komersial antar-BUMN, swasta nasional, dan mitra luar negeri. Komitmen itu meliputi investasi teknologi dan pembiayaan proyek dengan kapasitas 265 MW senilai USD1,5 miliar atau sekitar Rp25 triliun.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement