- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
PLTS Baseload Pertama di Filipina Resmi Beroperasi, Pertamina NRE Perkuat Portofolio Energi Terbarukan
Kredit Foto: Ist
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 197 megawatt peak (MWp) dengan dukungan sistem penyimpanan energi baterai (Battery Energy Storage System/BESS) 320 megawatt hour (MWh) resmi memasuki tahap operasional di Provinsi Batangas, Filipina. Proyek strategis yang digarap Citicore Renewable Energy Corporation (CREC), perusahaan afiliasi Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE), ini menjadi sorotan usai diresmikan langsung oleh Presiden Filipina Ferdinand Romualdez Marcos Jr. pada Senin (15/9).
Dibangun di dua titik utama, yakni Lumbangan dengan kapasitas 125 MWp dan Luntal 72 MWp, PLTS Batangas menghadirkan terobosan besar di sektor energi terbarukan Filipina. Berkat integrasi teknologi BESS, fasilitas ini tidak hanya menjadi PLTS hibrida, tetapi juga yang pertama berfungsi sebagai baseload di Filipina mampu menjamin suplai listrik hijau secara stabil, 24 jam sehari dan 7 hari penuh dalam sepekan.
“Beroperasinya PLTS 197 MWp yang didukung BESS 320 MWh ini menjadi milestone penting tidak hanya bagi Filipina, tetapi juga Pertamina NRE. Sebagai pemegang saham CREC, kami sangat mengapresiasi capaian ini karena turut memperkuat portofolio energi terbarukan Pertamina NRE. Ini adalah awal dari target besar CREC, menambah kapasitas 1 GW per tahun dalam lima tahun ke depan,” ujar John Anis, CEO Pertamina NRE.
Baca Juga: Pertamina Tingkatkan Kapasitas PLTS di Karawang, Petani Jamur Merang Rasakan Manfaat
Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. turut menyampaikan apresiasinya dan berharap CREC mampu konsisten mencapai target tersebut. Proyek ini juga menjadi inspirasi untuk mendorong pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia, khususnya dengan teknologi penyimpanan energi berskala besar untuk mengatasi tantangan intermitensi.
Selain memperkuat transisi energi, kinerja CREC juga impresif. Pada semester I-2025, perusahaan mencatat pendapatan ₱2,66 miliar (USD 134 juta) dengan laba bersih tumbuh 38% menjadi ₱630 juta (USD 32 juta). Harga sahamnya pun meningkat 32% sejak awal tahun.
PLTS Batangas diperkirakan menekan emisi karbon hingga 265.933 ton CO₂e per tahun, jika asumsi penyerapan karbon 1 pohon setara 25kg maka proyek ini setara dengan menanam lebih dari 12 juta pohon. Tidak hanya itu, PLTS ini juga siap memasok listrik bersih untuk 158.300 rumah tangga. Dampak positif ini sejalan dengan aspirasi Pertamina dalam mendorong transisi energi di kawasan ASEAN.
Baca Juga: Semester I 2025, Pemanfaatan PLTS Atap Baru Sentuh 495 MWp dari Target 1 GW
Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menambahkan, Pertamina mendukung langkah Subholding dan Anak Perusahaan dalam mengembangkan bisnis energi bersih untuk mencapai ketahanan energi di Tanah Air. Lebih dari itu, Pertamina juga berharap turut memimpin transisi energi di kawasan Asia Tenggara.
"Pertamina sebagai pemimpin transisi energi di Indonesia berharap dapat ambil peran dalam transisi energi bersih di Kawasan Asia Tenggara. Hal ini sejalan dengan fokus Pertamina dalam pengembangan energi terbarukan, " ujar Fadjar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Advertisement