Tingkat Penghunian Kamar Hotel di Indonesia Membaik, Hotel Bintang 5 Jadi yang Tertinggi
Kredit Foto: Istimewa
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa industri hotel Indonesia mengalami perbaikan kinerja pada Juli 2025. Meskipun masih di bawah level yang sama tahun sebelumnya, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel menunjukkan tren positif secara bulanan, memberikan sinyal optimis bagi pemulihan sektor pariwisata nasional.
TPK hotel bintang pada Juli 2025 mencapai 52,79%, turun 3,57 poin persentase dibandingkan Juli 2024. Namun, angka ini meningkat 2,81 poin dari bulan Juni 2025, menunjukkan perbaikan yang konsisten.
Provinsi Bali kembali mencatatkan kinerja terbaik dengan TPK hotel bintang sebesar 67,75%, disusul oleh Papua Selatan (60,67%) dan DI Yogyakarta (58,48%). Sementara itu, Papua Pegunungan mencatat TPK terendah sebesar 16,85%, mencerminkan masih adanya kesenjangan antarwilayah.
Untuk hotel nonbintang, TPK nasional mencapai 26,60%, turun 1,42 poin dari tahun sebelumnya, tetapi naik 0,46 poin dari bulan Juni 2025. Bali juga memimpin untuk kategori ini dengan TPK 49,00%, diikuti DKI Jakarta (41,74%) dan Nusa Tenggara Barat (37,88%).
Data BPS juga mengungkapkan bahwa rata-rata lama menginap tamu hotel bintang pada Juli 2025 mencapai 1,62 malam, meningkat 0,01 poin dari Juli 2024. Tamu asing cenderung tinggal lebih lama (2,52 malam) dibandingkan tamu domestik (1,47 malam).
Papua Tengah mencatat rata-rata lama menginap tertinggi (3,11 malam), sementara Sulawesi Tenggara terendah (1,20 malam). Pola ini menunjukkan perbedaan karakteristik wisatawan dan daya tarik destinasi di berbagai wilayah.
Baca Juga: Pramono Beri Diskon Pajak 50 Persen untuk Jasa Perhotelan
Dari segi klasifikasi, hotel bintang 5 mencatat TPK tertinggi sebesar 59,95%, diikuti bintang 4 (56,38%) dan bintang 3 (50,76%). Sementara hotel nonbintang masih berada di posisi terendah dengan 26,60%.
Secara kumulatif periode Januari-Juli 2025, TPK hotel bintang turun 3,54 poin dibandingkan periode sama tahun 2024. Penurunan terdalam terjadi pada hotel bintang 4 (5,11 poin), sementara hotel nonbintang turun 1,43 poin.
Baca Juga: Pergerakan Wisatawan Meningkat, Okupansi Hotel Malah Turun, Kenapa?
Harmawanti Marhaeni, M.Sc., Direktur Statistik Keuangan, Teknologi Informasi, dan Pariwisata BPS, menyatakan bahwa meski masih terjadi penurunan tahunan, tren bulanan yang positif patut diapresiasi. "Peningkatan TPK dari bulan sebelumnya menunjukkan bahwa industri hotel mulai beradaptasi dan pulih pasca tantangan sebelumnya," ujarnya.
Namun, ia mengingatkan bahwa disparitas kinerja hotel antarprovinsi dan antara hotel bintang. Perlu upaya kolaboratif antara pemerintah dan pelaku industri untuk meningkatkan daya saing dan layanan hospitality secara keseluruhan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement