Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Di Tengah Shutdown dan Dolar Perkasa, IHSG Tetap Hijau

Di Tengah Shutdown dan Dolar Perkasa, IHSG Tetap Hijau Kredit Foto: Uswah Hasanah
Warta Ekonomi, Jakarta -

Penutupan sebagian pemerintahan Amerika Serikat (AS) yang telah memasuki hari ketujuh terus membayangi sentimen pasar global, namun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih mampu bertahan di zona hijau. 

Pada penutupan perdagangan Selasa (7/10/2025), IHSG menguat 29,39 poin atau 0,36% ke level 8.169,28, ditopang sektor Transportasi, Energi, dan Infrastruktur.

Meski begitu, tekanan eksternal dari kebuntuan politik dan data ekonomi AS yang tertunda akibat shutdown membuat investor domestik cenderung berhati-hati. 

“Investor kehilangan panduan data resmi akibat shutdown yang berkepanjangan dan kini bergantung pada indikator sekunder serta komentar pejabat The Fed,” tulis riset Kiwoom Sekuritas Indonesia dalam laporan pagi, Rabu (8/10/2025).

Baca Juga: IHSG Siang Ini Ambruk 0,51% ke 8.127, UNTR, BBCA dan BRPT Top Losers LQ45

Dari Wall Street, indeks utama AS ditutup melemah setelah reli tujuh hari berakhir. S&P 500 turun 0,38%, Nasdaq Composite terkoreksi 0,67%, dan Dow Jones Industrial Average merosot 0,20% ke 46.602,98. Sentimen negatif turut dipicu oleh survei ekspektasi konsumen The Fed New York yang menunjukkan penurunan prospek ekonomi serta kenaikan ekspektasi inflasi.

Ketidakpastian arah kebijakan moneter memperburuk volatilitas. Gubernur The Fed Stephen Miran menekankan perlunya melanjutkan pemangkasan suku bunga agar kebijakan tidak terlalu ketat, sementara Ketua Jerome Powell menegaskan langkah itu diperlukan untuk menjaga pasar tenaga kerja yang mulai rapuh. Namun sejumlah analis memperingatkan, pelonggaran berisiko memanaskan valuasi aset yang sudah tinggi.

Sementara itu, dolar AS menguat ke level tertinggi enam minggu, dan imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor tiga tahun turun tipis ke 4,127%. Penyusutan cadangan perbankan di The Fed ke bawah USD 3 triliun juga menandakan pengetatan likuiditas.

Di sisi domestik, aliran dana asing tercatat net sell Rp65,11 miliar. Saham-saham perbankan besar seperti BBRI, BMRI, dan emiten teknologi EMTK masuk daftar penjualan terbesar asing. 

Secara teknikal, Kiwoom menilai posisi penutupan IHSG membentuk pola shooting star, menandakan potensi koreksi jangka pendek.

Baca Juga: IHSG Naik ke Level 8.200-an pada Awal Perdagangan Hari Ini, Saham NTBK Melejit 34%

“Investor disarankan menetapkan trailing stop untuk menjaga profit dan hanya melakukan average up pada saham yang mampu menembus resistance secara meyakinkan,” tulis riset tersebut.

Meski tekanan eksternal meningkat, penguatan IHSG empat hari beruntun menunjukkan daya tahan pasar domestik di tengah gejolak global. Kinerja positif sektor Transportasi (+3,0%), Energi (+2,62%), dan Infrastruktur (+2,33%) menjadi penopang utama indeks, seiring ekspektasi pemulihan permintaan dalam negeri.

Kiwoom menilai, jika shutdown AS berlanjut dan pemangkasan suku bunga tertunda, volatilitas pasar Asia termasuk Indonesia akan meningkat. Namun prospek stabilitas makro domestik dinilai masih menjadi faktor pendukung bagi IHSG dalam jangka menengah.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: