Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Murahnya Listrik Surya Negeri Bollywood Bikin Bahlil Penasaran, Kirim Tim ke India

Murahnya Listrik Surya Negeri Bollywood Bikin Bahlil Penasaran, Kirim Tim ke India Kredit Foto: Rahmat Dwi Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengirim tim ke India untuk meninjau langsung proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang dikabarkan memiliki tarif sangat murah, hanya sekitar US$3 sen per kilowatt hour (KWh).

Bahlil menyebut, India tengah menggarap proyek PLTS berkapasitas 220 megawatt (MW) dengan biaya listrik yang jauh lebih rendah dibanding rata-rata global.

Baca Juga: Bahlil Sindir AS: Dulu Gagas Paris Agreement, Kini Malah Keluar

“Kalau itu bisa diterapkan di Indonesia, katakanlah kalau itu benar, saya lagi mengirim tim ke sana untuk mengecek. Kalau benar, maka saya pikir ini sebuah hal yang juga bisa kita elaborasi untuk kita lakukan,” ujar Bahlil.

Langkah itu sejalan dengan ambisi Presiden Prabowo Subianto untuk membangun PLTS berkapasitas 1 MW di setiap desa. Jika terealisasi di sekitar 80 ribu desa dari Sabang sampai Merauke, maka Indonesia akan memiliki tambahan kapasitas energi terbarukan hingga 80 gigawatt (GW).

Meski demikian, Bahlil menegaskan proyek “1 Desa 1 MW” masih dalam tahap kajian, terutama terkait perhitungan tarif. Menurut perhitungannya, tarif listrik dari PLTS tersebut berada di kisaran US$6–8 sen per KWh.

“Tapi ini masih dalam perhitungan. Sekali lagi, masih dalam perhitungan. Kita ingin setiap desa itu punya 1 MW solar panel. Desa kita ada 80 ribu, berarti ada 80 ribu MW atau 80 GW. Untuk menuju ke sana, dibutuhkan satu langkah terukur, komprehensif, dan betul-betul menukik,” kata Bahlil.

Ia mengaku penasaran dengan capaian India yang mampu menekan tarif listrik hingga US$3 sen per KWh, dan berharap hasil peninjauan timnya bisa menjadi referensi pengembangan PLTS di Indonesia.

Bahlil menambahkan, proyek PLTS perdesaan diharapkan menjadi langkah nyata untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil, seperti diesel dan batu bara, sekaligus mempercepat transisi menuju energi baru dan terbarukan (EBT).

“Kita ingin setiap desa itu punya 1 MW solar panel... Untuk menuju ke sana dibutuhkan langkah terukur,” tegasnya.

Menteri Bahlil sebelumnya juga menyebut mimpi besar ini bisa terwujud seiring menurunnya biaya pengembangan proyek EBT. Namun, ia tidak menutup mata terhadap tantangan modal dan teknologi yang masih tinggi saat ini.

“Ini ada terjadi perdebatan. Kita ingin bersih, tapi di sisi lain kita membutuhkan modal yang tidak sedikit, teknologinya mahal,” ungkapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: