Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Trump Punya Leverage, Penerapan Tarif Bergantung Keputusan China

Trump Punya Leverage, Penerapan Tarif Bergantung Keputusan China Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR) Jamieson Greer mengatakan keputusan untuk memberlakukan tarif tambahan seratus persen pada bulan depan sepenuhnya bergantung pada sikap dari China.

Greer menyebutkan bahwa pihaknya telah mengadakan pembicaraan tingkat staf dengan Beijing. Ia melihat harapan masih ada peluang untuk menyelesaikan perselisihan terkait pembatasan ekspor mineral penting yang diberlakukan China.

Baca Juga: Momen Jabat Tangan dan Pujian Presiden Trump kepada Presiden Prabowo

“Kami pikir kami masih bisa mencari jalan keluar, tetapi kami tidak bisa membiarkan situasi di mana mereka memiliki kekuasaan veto atas rantai pasok teknologi tinggi dunia,” kata Greer, dilansir Rabu (15/10).

“Saya pikir mereka telah menyadari bahwa mereka sudah melampaui batas," tambah Greer.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menurutnya merupakan seorang dealmaker dan memiliki rekam jejak menemukan jalan keluar dalam negosiasi dengan Beijing.

Greer juga menyebut bahwa mitra dagangnya memberikan pernyataan yang saling bertentangan terkait alasan pembatasan ekspor mineral yang menjadi perhatian dari AS.

“Mereka mengklaim bahwa pembatasan ini merupakan langkah balasan terhadap kebijakan kami. Namun di sisi lain menyebutnya demi alasan keamanan nasional, mereka tidak bisa memiliki kedua alasan itu sekaligus,” ujar Greer.

Greer juga menyoroti bahwa pihaknya memiliki daya tawar tersendiri, mengingat ekonomi mitra dagangnya sangat bergantung pada ekspor. Sementara nilai properti menurun dan tingkat pengangguran meningkat.

“Kedua pihak sama-sama memiliki leverage. Kami juga bisa memberlakukan pembatasan ekspor kami sendiri jika diperlukan,” katanya.

Baca Juga: Alasan Trump Hidupkan Kembali Perang Dagang China-AS

“Namun itu bukan tujuan kami. Kami ingin menjalin hubungan yang baik dengan China, dan untuk itu, kami membutuhkan perubahan dari pihak mereka," tutur Greer.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: