Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hilirisasi Dongkrak Investasi Rp150,6 Triliun, Palimg Banyak dari Singapura

Hilirisasi Dongkrak Investasi Rp150,6 Triliun, Palimg Banyak dari Singapura Kredit Foto: Uswah Hasanah
Warta Ekonomi, Jakarta -

Program hilirisasi terus menjadi motor penggerak investasi di Indonesia. Kementerian Investasi dan Hilirisasi mencatat, realisasi investasi dari sektor hilirisasi mencapai Rp150,6 triliun pada kuartal III-2025, setara 30,6% dari total investasi nasional sebesar Rp491,4 triliun.

Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani menyebut, kontribusi hilirisasi meningkat dibandingkan periode sebelumnya yang hanya berkisar 25%–26%. 

“Kalau kita lihat kontribusi secara level meningkat. Kalau dulu masih di level 25%–26% dari totalitas yang masuk, sekarang dari sektor hilirisasi sudah mencapai 30%. Ini membuktikan kebijakan hilirisasi yang diterapkan berjalan,” kata Rosan dalam konferensi pers capaian investasi di Jakarta, Jumat (17/10/2025).

Baca Juga: Pemerintah Genjot Investasi, Realisasi Tumbuh Dua Digit di 2025

Dari total investasi hilirisasi tersebut, sektor mineral menjadi penyumbang terbesar dengan nilai Rp97,8 triliun. Komoditas nikel mencatat investasi tertinggi senilai Rp42 triliun, disusul tembaga Rp21,2 triliun. 

Sementara sektor perkebunan dan kehutanan menyumbang Rp35,9 triliun, dengan kelapa sawit sebagai kontributor utama sebesar Rp21 triliun. Adapun sektor minyak dan gas bumi berkontribusi Rp15,4 triliun, sedangkan perikanan dan kelautan Rp1,5 triliun

Rosan menegaskan pemerintah akan melanjutkan tahap hilirisasi berikutnya guna memperkuat daya saing industri nasional. 

“Kita mendorong step selanjutnya karena hilirisasi yang tuntas memberikan multiplier effect dan daya saing,” ujarnya.

Dari sisi sumber investasi, Penanaman Modal Asing (PMA) mendominasi dengan porsi 68,4% atau senilai Rp103,1 triliun, jauh di atas Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang berkontribusi 31,6%. Rosan menilai peningkatan investasi asing tidak hanya membawa modal, tetapi juga teknologi dan standar industri global. 

“Selain investasi, yang masuk juga membawa transfer teknologi, sehingga investasi yang masuk berkualitas,” ujarnya.

Secara keseluruhan, realisasi investasi nasional pada kuartal III-2025 mencapai Rp491,4 triliun. Dari jumlah tersebut, PMA menyumbang Rp212,2 triliun (43,1%), sementara PMDN mencapai Rp279,4 triliun (56,9%).

Sementara itu, Singapura tetap menjadi negara asal investor asing terbesar dengan kontribusi US$3,8 miliar atau 28,8% dari total PMA kuartal III-2025. Posisi ini telah bertahan selama satu dekade terakhir. 

“Kalau kita lihat kontribusi negara tidak berubah banyak. Singapura masih menjadi kontributor utama, dan selama 10 tahun terakhir tetap di posisi nomor satu,” jelas Rosan.

Baca Juga: Airlangga Ungkap Realisasi Investasi RI Tembus Rp1.400 triliun di Kuartal 3 2025

Hong Kong berada di posisi kedua dengan investasi US$2,7 miliar (20,3%), disusul China sebesar US$1,9 miliar (14,1%). Jika digabung, investasi dari Hong Kong dan China mencapai US$4,6 miliar—lebih besar dari Singapura. 

Sementara itu, Malaysia menyusul di posisi keempat dengan US$1 miliar (7,4%), dan Amerika Serikat di urutan kelima sebesar US$0,8 miliar (5,8%).

Rosan menambahkan, meski dihadapkan pada ketidakpastian global, tren investasi di Indonesia masih menunjukkan arah positif. 

“Kita lihat tren ke depan telah direvisi meningkat oleh World Bank dan OECD. Kita harapkan akan terus meningkat,” ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: