Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ekonom Ingatkan Risiko 'Kemanjaan SDA', Danantara Malah Dorong Investasi Bernilai Ganda

Ekonom Ingatkan Risiko 'Kemanjaan SDA', Danantara Malah Dorong Investasi Bernilai Ganda Kredit Foto: Uswah Hasanah
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ekonom senior Raden Pardede menilai Indonesia harus segera mempercepat reformasi iklim investasi dan inovasi teknologi untuk mengejar ketertinggalan dari negara tetangga. 

Ia menegaskan, daya saing Indonesia tertinggal dibanding Vietnam dan Malaysia karena lambatnya adopsi teknologi serta inefisiensi proses investasi.

“Kalau bisa cepat, kenapa diperlambat. Banyak potensi yang belum dioptimalkan karena regulasi dan adopsi teknologi kita tertinggal,” kata Raden dalam diskusi pasar modal di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (17/10/2025).

Menurutnya, Indonesia terlalu mengandalkan sumber daya alam (SDA) sebagai penggerak ekonomi, sementara negara lain seperti Vietnam dan Malaysia sudah berfokus pada inovasi dan efisiensi investasi. 

Baca Juga: Bos Danantara Buka Suara Usai Purbaya Tolak Bayar Utang Kereta Cepat Pakai APBN

“Kita ini dimanjakan oleh SDA. Vietnam tanpa sumber daya sebesar kita, tapi lebih maju dalam teknologi dan industri manufaktur,” ujarnya.

Raden menekankan pentingnya mendorong investasi berbasis inovasi dan produktivitas, bukan hanya eksploitasi SDA. Reformasi regulasi dan percepatan teknologi, menurutnya, menjadi kunci untuk memperluas basis industri dan menarik arus investasi jangka panjang.

Pandangan senada disampaikan Chief Investment Officer (CIO) Danantara Pandu Sjahrir.

Ia menilai investasi masa kini tidak cukup hanya mengandalkan keuntungan finansial, tetapi juga harus memberikan dampak ekonomi dan sosial yang nyata. 

“Return kami bukan hanya komersial, tetapi juga ekonomi dan lingkungan,” kata Pandu.

Ia mencontohkan, proyek investasi hijau dan efisiensi BUMN yang dijalankan Danantara diarahkan untuk memberikan multiplier effect terhadap penciptaan lapangan kerja dan penurunan emisi karbon. 

Menurutnya, investasi berkelanjutan justru memberi nilai tambah bagi perekonomian nasional dalam jangka panjang.

Pandu menilai, paradigma investasi berkelanjutan penting diterapkan untuk memperkuat daya tahan ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global. 

Baca Juga: Dividen BUMN Masuk Danantara, Kantor Purbaya Catat Setoran PNBP Baru Rp344,9 triliun

“Kita harus punya prinsip bahwa investasi harus membawa manfaat ganda, tidak hanya bagi pemegang saham, tapi juga bagi masyarakat dan lingkungan,” ujarnya.

Raden menambahkan, perubahan pola pikir ini perlu diikuti kebijakan yang berpihak pada inovasi, riset, dan teknologi industri. 

“Kalau tidak, kita hanya akan terus bergantung pada SDA dan kehilangan momentum,” tegasnya.

Keduanya sepakat, tanpa reformasi investasi dan transformasi teknologi, Indonesia akan sulit meningkatkan produktivitas dan bersaing dengan negara kawasan. Kolaborasi antara investor domestik, BUMN, dan pemerintah menjadi faktor kunci mendorong ekonomi berbasis inovasi dan keberlanjutan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: